Seminggu tanpa sabun dan sampo
Hari ini menandai tepat seminggu percobaan mandi tanpa sabun dan keramas tanpa sampo. Awalnya saya pikir ide ini biasa saja. Toh manusia sebelum kenal sampo dan sabun juga hanya mandi dengan air mengalir. Apalagi, sudah banyak juga ornag lain melakukan percobaan yang sama. Namun, ketika saya bercerita kepada teman kantor bahwa sudah hampir seminggu saya tidak menggunakan sabun, reaksi mereka sungguh mengagetkan. Menurut mereka, ini adalah percobaan yang aneh. Sebab itu, saya jadi ingin membagikan pengalaman ini.
Kenapa awalnya saya terpikir untuk melakukan percobaan ini?
Karena kulit saya sangat sensitif. Kulit wajah sih biasa saja. Tapi kulit tubuh sangat sensitif terhadap sabun mandi. Sabun biasa membuat kulit sangat kering, rasanya seperti retak-retak, dan kadang terasa panas karena iritasi. Sebab itu saya hanya dapat menggunakan sabun mandi merek tertentu yang betul-betul alami, atau sabun bayi. Itu pun terkadang masih terasa kering di ruangan ber-AC, belum lagi kalau mandi sebelum tidur, sebelum tarik selimut harus mandi pelembab, terutama di area kaki.
Bagaimana caranya?
Mandi saja seperti biasa dengan menggunakan air mengalir (shower), lalu gosok badan seperti biasa dengan loofah atau dengan sponge mandi. Saya juga menggunakan sponge untuk wajah. Beberapa artikel menyarankan mandi dengan air hangat, tapi, di iklim tropis begini, mandi dengan air hangat membuat saya gerah. Jadi, lebih sering saya menggunakan air dingin saja, atau kadang-kadang menggunakan air hangat, baru ditutup dengan air dingin.
Oya, untuk cuci tangan, saya tidak kompromi, dan tetap cuci tangan menggunakan sabun.
Bagaimana hasilnya?
Pada awalnya yang dikhawatirkan adalah bau badan menjadi tidak sedap. Hal ini tidak terbukti. Bau badan tetap sama saja pakai sabun atau tidak. Tidak ada bau khusus. Namun juga memang tidak wangi semerbak kalua habis mandi. Namun, menurut saya, baunya justru jadi lebih alami, bukan bau produk, bukan bau pabrikan. Jadi, urusan bau tidak perlu khawatir.
Yang menarik buat saya adalah kulit jadi lebih lembab. Sudah hampir seminggu ini saya tidak perlu ‘mandi lotion’ sebelum tidur. Selain itu jerawat di wajah juga jauh lebih berkurang. Hanya saja, to be fair, selama melakukan percobaan saya juga tidak menggunakan make up selama seminggu. Jadi mungkin tidak ber-make up juga berkontribusi terhadap hilangnya jerawat.
Hal lain yang paling saya khawatirkan adalah rambut. Karena rambut saya panjang dan keriting pula. Khawatir kusut, lengket, dan berminyak. Tapi ternyata nggak! Hal pertama yang paling terasa signifikan adalah jumlah kerontokan saat keramas jauh berkurang. Biasanya keramas selalu menghasilkan gumpalan rambut yang besar dan banyak, namun tidak untuk minggu ini. Jumlah rambut rontok saat keramas cuma setengahnya, atau kurang dari itu. Saya tidak tahu apakah ini efek tidak menggunakan sampo atau bagaimana, atau apa mungkin ada alasan lain dibalik berkurangnya rontok. Saya cuma tahu, rambut rontok saya tidak sebanyak biasanya.
Perubahan lain adalah rambut jadi memiliki minyak alami. Tidak terlalu mengembang, tetapi juga tidak lepek. Permasalahan rambut keriting saya di iklim tropis adalah kalau habis keramas dia akan terlihat sangat megembang, lalu beberapa hari kemudian lepek betul. Hal ini tidak terjadi.
Selain itu, saya jadi menghabiskan jauh lebih sedikit waktu untuk mandi dan keramas, hemat waktu, juga hemat air. Saya kira hal ini perlu di highlight :D
Apakah saya akan meneruskan percobaan ini?
Ya! Mungkin sampai sebulan ke depan, supaya tahu hasilnya dalam jangka yang lebih panjang. Terutama untuk bagian mandi tanpa sabun, dengan catatan, mungkin kalau habis kotor-kotoran (kena lumpur dan becek misalnya) saya akan bersihkan menggunakan sabun. Begitu juga kalau habis berolah raga dengan keringat gila-gilaan, mungkin saya akan bersampo. Karena pada dasarnya saya gampang jijik. Haha.
Hanya saja, yang perlu dicatat adalah kegiatan saya memang juga tidak membuat saya banyak berkeringat atau kotor-kotor amat. Hanya jalan kaki ke kantor setiap pagi, dan jalan pulang setiap sore. Jarak kantor dengan tempat tinggal hanya dua blok, dan tidak melewat jalan raya utama. Paling-paling, kalaupun berkeringat, hanya karena Phnom Penh panas betul dan saya selalu berjalan kaki ke mana-mana. Mungkin ini juga bisa jadi pertimbangan.
Kamu nda perlu mencoba kalau nda mau, dan juga nda perlu komentar jahat. Karena apa yang cocok buat seseorang, belum tentu cocok buat orang lain. Manusia kan katanya dibuat unik dan berbeda-beda.
Berikut adalah artikel dari New York Times, Atlantik, dan Guardian terkait hal ini:
Kenapa awalnya saya terpikir untuk melakukan percobaan ini?
Karena kulit saya sangat sensitif. Kulit wajah sih biasa saja. Tapi kulit tubuh sangat sensitif terhadap sabun mandi. Sabun biasa membuat kulit sangat kering, rasanya seperti retak-retak, dan kadang terasa panas karena iritasi. Sebab itu saya hanya dapat menggunakan sabun mandi merek tertentu yang betul-betul alami, atau sabun bayi. Itu pun terkadang masih terasa kering di ruangan ber-AC, belum lagi kalau mandi sebelum tidur, sebelum tarik selimut harus mandi pelembab, terutama di area kaki.
Bagaimana caranya?
Mandi saja seperti biasa dengan menggunakan air mengalir (shower), lalu gosok badan seperti biasa dengan loofah atau dengan sponge mandi. Saya juga menggunakan sponge untuk wajah. Beberapa artikel menyarankan mandi dengan air hangat, tapi, di iklim tropis begini, mandi dengan air hangat membuat saya gerah. Jadi, lebih sering saya menggunakan air dingin saja, atau kadang-kadang menggunakan air hangat, baru ditutup dengan air dingin.
Oya, untuk cuci tangan, saya tidak kompromi, dan tetap cuci tangan menggunakan sabun.
Bagaimana hasilnya?
Pada awalnya yang dikhawatirkan adalah bau badan menjadi tidak sedap. Hal ini tidak terbukti. Bau badan tetap sama saja pakai sabun atau tidak. Tidak ada bau khusus. Namun juga memang tidak wangi semerbak kalua habis mandi. Namun, menurut saya, baunya justru jadi lebih alami, bukan bau produk, bukan bau pabrikan. Jadi, urusan bau tidak perlu khawatir.
Yang menarik buat saya adalah kulit jadi lebih lembab. Sudah hampir seminggu ini saya tidak perlu ‘mandi lotion’ sebelum tidur. Selain itu jerawat di wajah juga jauh lebih berkurang. Hanya saja, to be fair, selama melakukan percobaan saya juga tidak menggunakan make up selama seminggu. Jadi mungkin tidak ber-make up juga berkontribusi terhadap hilangnya jerawat.
Hal lain yang paling saya khawatirkan adalah rambut. Karena rambut saya panjang dan keriting pula. Khawatir kusut, lengket, dan berminyak. Tapi ternyata nggak! Hal pertama yang paling terasa signifikan adalah jumlah kerontokan saat keramas jauh berkurang. Biasanya keramas selalu menghasilkan gumpalan rambut yang besar dan banyak, namun tidak untuk minggu ini. Jumlah rambut rontok saat keramas cuma setengahnya, atau kurang dari itu. Saya tidak tahu apakah ini efek tidak menggunakan sampo atau bagaimana, atau apa mungkin ada alasan lain dibalik berkurangnya rontok. Saya cuma tahu, rambut rontok saya tidak sebanyak biasanya.
Perubahan lain adalah rambut jadi memiliki minyak alami. Tidak terlalu mengembang, tetapi juga tidak lepek. Permasalahan rambut keriting saya di iklim tropis adalah kalau habis keramas dia akan terlihat sangat megembang, lalu beberapa hari kemudian lepek betul. Hal ini tidak terjadi.
Selain itu, saya jadi menghabiskan jauh lebih sedikit waktu untuk mandi dan keramas, hemat waktu, juga hemat air. Saya kira hal ini perlu di highlight :D
Apakah saya akan meneruskan percobaan ini?
Ya! Mungkin sampai sebulan ke depan, supaya tahu hasilnya dalam jangka yang lebih panjang. Terutama untuk bagian mandi tanpa sabun, dengan catatan, mungkin kalau habis kotor-kotoran (kena lumpur dan becek misalnya) saya akan bersihkan menggunakan sabun. Begitu juga kalau habis berolah raga dengan keringat gila-gilaan, mungkin saya akan bersampo. Karena pada dasarnya saya gampang jijik. Haha.
Hanya saja, yang perlu dicatat adalah kegiatan saya memang juga tidak membuat saya banyak berkeringat atau kotor-kotor amat. Hanya jalan kaki ke kantor setiap pagi, dan jalan pulang setiap sore. Jarak kantor dengan tempat tinggal hanya dua blok, dan tidak melewat jalan raya utama. Paling-paling, kalaupun berkeringat, hanya karena Phnom Penh panas betul dan saya selalu berjalan kaki ke mana-mana. Mungkin ini juga bisa jadi pertimbangan.
Kamu nda perlu mencoba kalau nda mau, dan juga nda perlu komentar jahat. Karena apa yang cocok buat seseorang, belum tentu cocok buat orang lain. Manusia kan katanya dibuat unik dan berbeda-beda.
Berikut adalah artikel dari New York Times, Atlantik, dan Guardian terkait hal ini:
My no soap no shampoo bacteria rich hygiene experiment
No showering challenge
Dan beberapa eksperimen yang pernah dilakukan sebelumnya:
Here is what happen when you stop showering for a month
Showering without soap or shampoo: my 3 months experiment
I've given up using soap or shampoo forever
No showering challenge
Dan beberapa eksperimen yang pernah dilakukan sebelumnya:
Here is what happen when you stop showering for a month
Showering without soap or shampoo: my 3 months experiment
I've given up using soap or shampoo forever
Salam kenal Rika! Nyasar ke blog ini gara-gara rame tulisan mahasiswa jalan-jalan. Terus malah pingin komen di tulisan ini soalnya pernah juga no poo and no soap, dan ga cocok. Haha... Rambutku berminyak dan lepek banget, udah pake nunggu seminggu ealah ga kuat sama masa-masa bad hair day. Ga bisa mikir (alesan). No soap juga pernah dicoba, trus mungkin karena mayan lembab dan aku ganti lotion ke oil, malah kena ringworm. Yo wis. Selamat ya berhasil no poo and no soap, aku irii... :D
ReplyDeleteHmm it looks like your website ate my first comment (it was super long) so I guess I'll just sum it up what I submitted and say, I'm thoroughly enjoying your blog. I too am an aspiring blog writer but I'm still new to everything. Do you have any suggestions for novice blog writers? I'd genuinely appreciate it. facebook log in facebook
ReplyDeleteSebenarnya pengen coba ya , tp ragu karena aku punya problem bau badan , dan rambut lepek.
ReplyDeleteTapi makin penasaran karena aku punya eksim dari kecil paling parah tiap ganti sabun yg ga cocok.
Makin yakin stelah baca blog ini.
Tp mgkn masih belum ada nyali wkwk
Coba, pasti berhasil..Badan lebih bersih , bagian sensitif seperti ketiak Dan kemaluan jadi tidak berbau Dan warnanya jadi lebih cerah 😁😁..kulit wajah jadi lebih kinclong. Jadi buang sabun Dan sampho mulai sekarang.
DeleteKlo aku sih dah hampir sebulan ga pernah pake sabun klo mandi. Hanya sj klo shampo sy msh pake, dan hasil nya kulit sy sepertinya lbh sehat tanpa sabun mandi
ReplyDeleteSaya pria, sudah 3 tahun lebih tanpa sabun dan shampo.
ReplyDeleteTernyata, penyebab ketombe adalah shampo. Mengapa ? Karena kulit kepala akan kehilangan hampir seluruhnya minyak alami. Maka kulit akan produksi lebih banyak minyak. Minyak yg berlebihan inilah yg jadi ketombe.
No shampo no ketombe !