Memanfaatkan patah hati
Dulu sekali, saya sempat patah hati mahadahsyat. Kalau dingat-ingat, rasanya berlebihan, tapi waktu itu sakitnya bukan main. Bukan cuma mental, tetapi juga fisik. Kerjaan saya menangis saja berhari-hari, jadi malas makan, atau kadang jadi terlalu banyak makan yang tak sehat. Malas keluar rumah, malas bergaul, rasanya depresi betul. Rasanya ingin pergi ke dunia baru yang isinya orang-orang baru yang tidak saya kenal. Rasanya ingin tidur terus, tidak bangun-bangun sampai rasa sakitnya tiba-tiba hilang. Bahkan ketika bergaul pun, kerjaan saya curhat melulu. Mungkin sampai teman-teman jengah mendengar curhatan saya. Tulisan ini tidak akan bicara tentang hubungan tersebut, melainkan soal bagaimana bertumbuh paska hubungan. Belakangan saya sering membaca artikel soal hubungan dan proses pencarian hubungan, tetapi, hampir tidak ada yang berbicara soal bagaimana mengatasi kegelisahan paska hubungan. Bagaimana rebound dari patah hati. Kita ini masyarakat yang mengagung-agungkan punya pasa