tips menghalau musim dingin
Saat cari-cari sekolah, saya cenderung mencari sekolah di daerah selatan, supaya tidak terlalu dingin. Apa boleh buat, sekolah yang disetujui oleh pemberi beasiswa adalah sekolah di Ann Arbor, yang dinginnya minta ampun, dan panjang pun.
Seorang teman yang pernah tinggal di Alaska pernah bilang, walaupun Alaska bisa jadi lebih dingin pada waktu tertentu, namun musim dinginnya tidak sepanjang di Ann Arbor yang sudah mulai dingin betul pada akhir Oktober, dan bisa terus dingin hingga awal April.
Namun, setelah mengalami kisaran -27'C pada akhir November-awal Desember, ternyata musim dingin tidak terlalu mengerikan, kok. Bahkan, winter juga bisa jadi cantik dan menyegarkan mata. Musim dingin justru bikin kita tidur lebih tenang, dan badan lebih rileks. Tumpukan salju juga bikin suasana lebih sunyi, mungkin karena menyerap suara. Aktivitas pun tidak akan terganggu kalau kita memiliki peralatan tempur yang cukup.
Peralatan tempur ini yang penting banget. Kalau kamu punya peralatan yang betul, dingin doang mah keciiiil. Buktinya, saya yang tadinya paling khawatir sejagat raya, sekarang uda bisa jogging-jogging cantik di -5'C, dan masih bisa sepedahan ke sekolah sampe -15'C (kalo pas nggak bersalju).
Jadi, apa saja yang harus kamu ketahui saat akan menghadapi musim dingin?
1. Tempat tinggal
Saat mencari tempat tinggal, pastikan rumah tersebut memiliki kemampuan insulasi yang baik, dan menyimpan panas. Rumah dengan kemampuan insulasi buruk akan membuat tagihan gas/ listrik membengkak karena panas yang dikeluarkan oleh penghangat ruangan akan segera hilang. Salah satu cara paling mudah adalah apakah rumah tersebut memiliki jendela ganda, jendela sisi luar biasanya adalah storm window, lalu ada lagi daun jendela bagian dalam. Juga pastikan dinding dan langit-langit rumah tidak memiliki bocor halus yang menyebabkan udara bisa keluar-masuk. Rumah yang atapnya tidak ada salju menumpuk juga tanda-tanda insulasi buruk.
Salah seorang teman juga menyarankan, jendela bisa dilapisi plastik khsusu kalau dirasa insulasinya kurang. Teman serumah mengambil langkah tersebut untuk jendelanya, dan menurut dia efektifk. Tapi saya belum pernah membuktikan sendiri.
Oya, beberapa teman Indonesia membeli penghangat ruangan tambahan untuk di kamarnya. Saya tidak melakukan itu, melainkan membeli selimut wool. Selimut wool saya gunakan sebagai lapisan di bawah bed cover. Menurut saya sih ini sudah cukup hangat tanpa perlu tambahan penghangat ruangan portable. Lumayan, hemat biaya, hemat energi.
2. Jaket dan boots berinsulasi
Jangan lupa menyisihkan uang untuk membeli jaket dan boots dengan insulasi baik. Namun tdak perlu keburu nafsu. Tunggu saja sampai tiba di negara tujuan. Barang-barang macam begini akan jauh lebih murah dari pada beli di Indonesia.
The North Face dan Sorrel adalah dua merek yang palig direkomendasikan oleh teman-teman lokal di sini. Investasi untuk kedua barang ini tidak sedikit. Harga banderol jaket TNF yang saya beli bisa mencapai $250 di website Northface, dan sepatu Sorrel sekitar $150. Namun, ada trik untuk mengakali harga yang mahal ini.
Pertama adalah pergi ke toko dan ukur boots yang paling pas buat kakimu. Jangan lupa untuk mencoba dengan kaos kaki tebal, atau dengan menaikan setengah ukuran lebih besar. Catat model dan ukuran yang cocok dengan kamu, lalu cari barang yang sama di Amazon. Membeli barang-barang jauh-jauh hari dari musimnya (saya membeli jaket winter saat masih fall) biasanya membuat harga barang tersebut jadi lebih murah, terutama kalau ukuran kamu bukan ukurang yang pasaran (alias cenderung kecil banget atau gede banget). Misalnya saja, boots yang harga banderolnya $150, saya dapat hanya sekitar $70, dan jaket saya dapat dengan harga sekitar $120. Kalau boots yang kamu cari adalah untuk musim dingin, pastikan boots dan jaket tersebut memiliki tag insulated, sub zero, dan water proof.
Selain itu, saya sarankan untuk memiliki lebih dari satu boots. Selain boots untuk musim dingin, boots untuk musim gugur juga perlu. Karena kalau pakai boots musim dingin saat musim gugur malah bikin kaki berkeringat.
3. Thermal underwear
Untuk thermal underwear, saya beli dua pasang (tshirt dan legging) di Uniqlo Jakarta sebelum berangkat, lalu ditambah lagi beli saat sampai di Amerika. Keuntungan tinggal di negara kapitalis adalah, mereka selalu punya discount untuk perayaan apapun, sedikit-sedikit disuruh belanja, sedikit-sedikit dikasih discount lah pokoknya. Jadi, jangan khawatir, kalau nggak sempat beli di Indonesia, beli online saja ketika sampai di kota tujuan.
Saya merekomendasikan Uniqlo karena selain harganya murah, dan ukurannya yang pas dengan tubuh asia, dia juga tipis tapi hangat betul. Uniqlo punya tiga level kehangatan: warm, extra warm, dan ultra warm. Saya tidak sampai memakai yang ultra warm, tetapi saat puncaknya musim dingin saya mendobel warm dan extra warm sekaligus.
4. Wool, cashmere, fleece, flannel
Ketahui bahan-bahan yang bikin hangat. Kaos kaki wool cocok banget di musim dingin, terutama smart wool. Tapi begitu masuk ruangan, bisa bikin keringetan. Bagi saya, wool bisa hangat betul dan sangat membantu menjaga panas, tetapi kalau dipakai langsung tanpa lapisan, membuat kulit gatal, berat pula. Cashmere lebih ringan dari wool dan tak kalah hangat, tapi perawatannya rempong karena harus dry clean. Fleece ini paling juara karena hangat dan mudah perawatannya, tapi biasanya nggak begitu fashonable. Haha. Anak muda Ann Arbor sering pakai flannel dan legging. Menurut saya, gaya flannel dan legging ini memang nyaman betul, karena saya nggak suka pakai jeans.
Omong-omong soal jeans, ada juga jeans yang dilapisi fleece di bagian dalam agar lebih hangat. Saya belum pernah mengenakan ini, tapi kelihatannya memang hangat betul. Selain itu legging juga ada yang dilapisi bagian dalamnya agar lebih hangat.
5. Tumpuk-tumpuk
Suhu pada musim dingin tidak ajeg. Bisa jadi pada pagi hari suhu mencapai -20an, tetapi di puncak siang bisa cuma -5, sebab itu pakai baju tumpuk-tumpuk lebih disarankan dari pada pakai satu baju yang tebal betul. Saat cuaca paling dingin, biasanya saya pakai thermal clothes, lalu dilapisi kaos tangan panjang, cashmere, flannel, dan jaket salju kalau akan berjalan di luar rumah. Dengan begini saya bisa copot satu-satu tergantung perubahan suhu. Kadang, cashmere dan flannel diganti dengan memakai fleece, kadang juga pakai thermal underwear-nya dobel.
6. Aksesori
Topi kupluk/ beannie, sarung tangan, syal/ neck warmer harus banget punya. Sarung tangan saya sarankan beli yang bisa touch screen. Ga perlu beli yang mahal, punya saya $10 doang di Amazon, tapi yahud abis. Saya juga suka pakai ski mask, anak lokal jarang pake sih, tapi ski mask/ baclava ini enak banget dipake pas naik sepeda. Selain itu, banyak teman juga pakai ear muff, dan head band rajut. Saya biasanya pakai headband untuk lari. Nggak harus yang rajut, yang penting bisa menghangatkan daun telinga.
Last but not least, dingin itu soal kebiasaan dan mental. Jangan takut sama dingin, karena lama-lama pasti terbiasa, what doesn't kill you makes you stronger lah pokoknya.
Seorang teman yang pernah tinggal di Alaska pernah bilang, walaupun Alaska bisa jadi lebih dingin pada waktu tertentu, namun musim dinginnya tidak sepanjang di Ann Arbor yang sudah mulai dingin betul pada akhir Oktober, dan bisa terus dingin hingga awal April.
Namun, setelah mengalami kisaran -27'C pada akhir November-awal Desember, ternyata musim dingin tidak terlalu mengerikan, kok. Bahkan, winter juga bisa jadi cantik dan menyegarkan mata. Musim dingin justru bikin kita tidur lebih tenang, dan badan lebih rileks. Tumpukan salju juga bikin suasana lebih sunyi, mungkin karena menyerap suara. Aktivitas pun tidak akan terganggu kalau kita memiliki peralatan tempur yang cukup.
Peralatan tempur ini yang penting banget. Kalau kamu punya peralatan yang betul, dingin doang mah keciiiil. Buktinya, saya yang tadinya paling khawatir sejagat raya, sekarang uda bisa jogging-jogging cantik di -5'C, dan masih bisa sepedahan ke sekolah sampe -15'C (kalo pas nggak bersalju).
Jadi, apa saja yang harus kamu ketahui saat akan menghadapi musim dingin?
1. Tempat tinggal
Saat mencari tempat tinggal, pastikan rumah tersebut memiliki kemampuan insulasi yang baik, dan menyimpan panas. Rumah dengan kemampuan insulasi buruk akan membuat tagihan gas/ listrik membengkak karena panas yang dikeluarkan oleh penghangat ruangan akan segera hilang. Salah satu cara paling mudah adalah apakah rumah tersebut memiliki jendela ganda, jendela sisi luar biasanya adalah storm window, lalu ada lagi daun jendela bagian dalam. Juga pastikan dinding dan langit-langit rumah tidak memiliki bocor halus yang menyebabkan udara bisa keluar-masuk. Rumah yang atapnya tidak ada salju menumpuk juga tanda-tanda insulasi buruk.
Salah seorang teman juga menyarankan, jendela bisa dilapisi plastik khsusu kalau dirasa insulasinya kurang. Teman serumah mengambil langkah tersebut untuk jendelanya, dan menurut dia efektifk. Tapi saya belum pernah membuktikan sendiri.
Oya, beberapa teman Indonesia membeli penghangat ruangan tambahan untuk di kamarnya. Saya tidak melakukan itu, melainkan membeli selimut wool. Selimut wool saya gunakan sebagai lapisan di bawah bed cover. Menurut saya sih ini sudah cukup hangat tanpa perlu tambahan penghangat ruangan portable. Lumayan, hemat biaya, hemat energi.
2. Jaket dan boots berinsulasi
Jangan lupa menyisihkan uang untuk membeli jaket dan boots dengan insulasi baik. Namun tdak perlu keburu nafsu. Tunggu saja sampai tiba di negara tujuan. Barang-barang macam begini akan jauh lebih murah dari pada beli di Indonesia.
The North Face dan Sorrel adalah dua merek yang palig direkomendasikan oleh teman-teman lokal di sini. Investasi untuk kedua barang ini tidak sedikit. Harga banderol jaket TNF yang saya beli bisa mencapai $250 di website Northface, dan sepatu Sorrel sekitar $150. Namun, ada trik untuk mengakali harga yang mahal ini.
Pertama adalah pergi ke toko dan ukur boots yang paling pas buat kakimu. Jangan lupa untuk mencoba dengan kaos kaki tebal, atau dengan menaikan setengah ukuran lebih besar. Catat model dan ukuran yang cocok dengan kamu, lalu cari barang yang sama di Amazon. Membeli barang-barang jauh-jauh hari dari musimnya (saya membeli jaket winter saat masih fall) biasanya membuat harga barang tersebut jadi lebih murah, terutama kalau ukuran kamu bukan ukurang yang pasaran (alias cenderung kecil banget atau gede banget). Misalnya saja, boots yang harga banderolnya $150, saya dapat hanya sekitar $70, dan jaket saya dapat dengan harga sekitar $120. Kalau boots yang kamu cari adalah untuk musim dingin, pastikan boots dan jaket tersebut memiliki tag insulated, sub zero, dan water proof.
Selain itu, saya sarankan untuk memiliki lebih dari satu boots. Selain boots untuk musim dingin, boots untuk musim gugur juga perlu. Karena kalau pakai boots musim dingin saat musim gugur malah bikin kaki berkeringat.
3. Thermal underwear
Untuk thermal underwear, saya beli dua pasang (tshirt dan legging) di Uniqlo Jakarta sebelum berangkat, lalu ditambah lagi beli saat sampai di Amerika. Keuntungan tinggal di negara kapitalis adalah, mereka selalu punya discount untuk perayaan apapun, sedikit-sedikit disuruh belanja, sedikit-sedikit dikasih discount lah pokoknya. Jadi, jangan khawatir, kalau nggak sempat beli di Indonesia, beli online saja ketika sampai di kota tujuan.
Saya merekomendasikan Uniqlo karena selain harganya murah, dan ukurannya yang pas dengan tubuh asia, dia juga tipis tapi hangat betul. Uniqlo punya tiga level kehangatan: warm, extra warm, dan ultra warm. Saya tidak sampai memakai yang ultra warm, tetapi saat puncaknya musim dingin saya mendobel warm dan extra warm sekaligus.
4. Wool, cashmere, fleece, flannel
Ketahui bahan-bahan yang bikin hangat. Kaos kaki wool cocok banget di musim dingin, terutama smart wool. Tapi begitu masuk ruangan, bisa bikin keringetan. Bagi saya, wool bisa hangat betul dan sangat membantu menjaga panas, tetapi kalau dipakai langsung tanpa lapisan, membuat kulit gatal, berat pula. Cashmere lebih ringan dari wool dan tak kalah hangat, tapi perawatannya rempong karena harus dry clean. Fleece ini paling juara karena hangat dan mudah perawatannya, tapi biasanya nggak begitu fashonable. Haha. Anak muda Ann Arbor sering pakai flannel dan legging. Menurut saya, gaya flannel dan legging ini memang nyaman betul, karena saya nggak suka pakai jeans.
Omong-omong soal jeans, ada juga jeans yang dilapisi fleece di bagian dalam agar lebih hangat. Saya belum pernah mengenakan ini, tapi kelihatannya memang hangat betul. Selain itu legging juga ada yang dilapisi bagian dalamnya agar lebih hangat.
5. Tumpuk-tumpuk
Suhu pada musim dingin tidak ajeg. Bisa jadi pada pagi hari suhu mencapai -20an, tetapi di puncak siang bisa cuma -5, sebab itu pakai baju tumpuk-tumpuk lebih disarankan dari pada pakai satu baju yang tebal betul. Saat cuaca paling dingin, biasanya saya pakai thermal clothes, lalu dilapisi kaos tangan panjang, cashmere, flannel, dan jaket salju kalau akan berjalan di luar rumah. Dengan begini saya bisa copot satu-satu tergantung perubahan suhu. Kadang, cashmere dan flannel diganti dengan memakai fleece, kadang juga pakai thermal underwear-nya dobel.
6. Aksesori
Topi kupluk/ beannie, sarung tangan, syal/ neck warmer harus banget punya. Sarung tangan saya sarankan beli yang bisa touch screen. Ga perlu beli yang mahal, punya saya $10 doang di Amazon, tapi yahud abis. Saya juga suka pakai ski mask, anak lokal jarang pake sih, tapi ski mask/ baclava ini enak banget dipake pas naik sepeda. Selain itu, banyak teman juga pakai ear muff, dan head band rajut. Saya biasanya pakai headband untuk lari. Nggak harus yang rajut, yang penting bisa menghangatkan daun telinga.
Last but not least, dingin itu soal kebiasaan dan mental. Jangan takut sama dingin, karena lama-lama pasti terbiasa, what doesn't kill you makes you stronger lah pokoknya.
Comments
Post a Comment