Tadi malam uwak datang dalam mimpi aku tahu itu cuma mimpi aku tahu uwak sudah mati seperti Papa dan Umi Uwak bergamis panjang dengan kerudung putih tiap kali berjalan, ia meninggalkan anak sungai aku cuma teringat: kalau sudah bangun nanti, aku harus memberi tahu sepupu soal mimpi ini Lalu aku berjalan menyusuri anak sungai tergesa ingin megabarkan isi mimpi karena lelah mimpi membangunkanku Loh, aku masih dalam mimpi Umalas, 4 Juni 2022
Pekan lalu, banyak akun yang saya ikuti di twitter (di antaranya yang saya ingat @ardiwilda, @masjaki dan @fotodeka) mengomentari seseorang yang menyebut dirinya ustad. Penasaran, akhirnya saya intip lini masa ustad ini. Si ustad rupanya baru menerbitkan buku yang kelihatannya menolak hubungan pacaran, menyarankan agar putus saja, dan dilanjut pacarannya dalam pernikahan. Menurut dia pacaran adalah tidak syar'i, tak sesuai dengan ajaran Islam, bahkan haram. Saya tak akan membahas persetujuan atau ketidaksetujuan tentang boleh-tidaknya pacaran. Karena bagi saya, kamu bisa memiliki pandangan apapun, asalkan ada argumen kuat di balik pandangan tersebut. Nah, selama proses mengintip beberapa lini masanya hari itu (saya belum cek lagi sesudah itu), yang mengganggu adalah argumen-argumen si ustad. Tak banyak sih yang saya baca dari lini masa si ustad, hanya ada beberapa hal, itu pun sudah membuat saya melongo: 1. Masa sih pacaran pegangan tangan doang, pasti pingin yang lain-lain dong. P
Comments
Post a Comment