menyoal warna dan bau vagina
Senja di Jakarta adalah salah satu waktu yang paling menyenangkan untuk lari-lari lucu di jogging track. Namun, lari pada sore itu membuat saya kesal, lantaran di kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara spanduk sok tahu yang mengatakan bahwa vagina harusnya berwarna cerah, dan harum semerbak. Vagina seharusnya tidak hitam, dan wangi bunga-bunga, atau herbal.
Bahkan di wilayah paling privat saja perempuan dijajah, diberi tahu seharusnya bagaimana seolah-olah perempuan tak mengenal vaginanya sendiri. Bahkan di wilayah privat, kapitalisme masih berusaha membodoh-bodohi perempuan. Kesal sampai ke ubun-ubun!
Bahwa vagina harus harum semerbak saja sudah patron yang salah. VAGINA TIDAK SEHARUSNYA HARUM. Tidak semua bau vagina adalah bau yang sehat, tetapi juga tidak ada vagina yang memiliki wangi bunga lili putih atau berbau sereh seperti banyak disarankan iklan pembesih vagina. Sekali lagi, vagina memiliki bau khas, dan memang tidak seharusnya harum. Pada vagina terdapat 2.100 molekul bau, sebab itu vagina adalah campuran dari banyak bau pada molekul tersebut.
Selain molekul bau, metabolisme dan makanan juga mempengaruhi bau vagina, juga bakteria. Seperti mulut dan perut, vagina adalah rumah dari jutaan bakteria. Bakteria 'baik' ini bersifat asam dan berfungsi mengatur pH pada kadar 4,5. Sebab itu, adalah normal apabila kita bisa mencium bau vagina hingga jarak kurang-lebih 30 CM. Bau vagina akan menguat saat datang bulan. Bau ini bisa bervariasi, tergantung keadaan hormon pada siklus bulanan. Bau vagina juga berbeda untuk tiap orang, sebagian memiliki bau yang kuat, sebagian lain memiliki bau yang lebih subtil. Berkeringat dan hubungan seksual juga dapoat mempengaruhi bau vagina.
Namun ingat, tidak semua bau vagina adalah bau yang sehat. Kenali bau sehat dan tidak sehat dari vagina.
Kebodohan lain dari kapitalisme adalah bahwa vagina harus berwarna cerah. Ini sama bodohnya atau lebih bodoh dari banyak iklan pemutih kulit di Filipina, Thailand, Indonesia, Myanmar, dan negara Asia Tenggara lainnya. Melanggengkan postcolonialism hungover sembari meraih laba sebanyak-banyaknya. VAGINA TIDAK HARUS BERWARNA CERAH. Adalah normal bagi mereka yang berkulit putih (seperti ras Kaukasoid) jika memiliki vagina berwarna kecokelatan atau keunguan, lalu bagaimana ceritanya yang ras berkulit cokelat (seperti orang Indonesia) ingin vagina yang berwarna putih? Pakai cat akrilik mungkin?
Vagina tidak hanya memiliki satu bagian, setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda dan warna yang berbeda. Bukan hal yang salah kalau vagina tidak berwarna cerah dan memiliki corak warna berbeda (menggelap, atau menerang) pada bagian berbeda. Misalnya saja labia bisa jadi berwarna lebih gelap, sementara perineum berwarna lebih cerah.
Sebab itu, ingat, jika kapitalis patriarki menyuruh kamu untuk memiliki vagina berwarna cerah dengan wangi bunga-bungaan, ask them to go f*** themselves!
Comments
Post a Comment