Posts

Showing posts from March, 2016

oppressed and liberated

Image
Both groups can be liberated and oppressed at the same time in different ways. Banning burqa as a way to liberate muslim women is simplify the problem without offering any solution. The same thing as banning bikini and regulate women to wear headscarf. The most important thing is consciousness, whether women conscious with their fashion choice or not. Here is the way if you want to liberate women: give us access to education the same way as man, minimise salary gap between both gender, and end any kind of misogyny. That will bring better result rather than banning bikini or burqa because we are more than just a shell. opressed and liberated soft pastel on D03 drawing paper

untuk Rika 10 tahun lalu

Hi Rik,  Menjadi 18 di kota orang memang tak pernah mudah. Setelah pada 16 tahun diburu-buru memilih masa depan dan perkuliahan yang tak tahu akan bagaimana juntrungannya, pindah ke kota orang sendirian sebelum cukup usia untuk punya KTP pula (yang sangat menyulitkan), lalu tiba-tiba saja kamu menjadi 18, penuh rasa ingin tahu, grasa-grusu, lalu patah hati melulu. Patah hati pada kehidupan, pada pelajaran agama dari guru ngaji di kampung, patah hati pada laki-laki, bahkan patah hati pada ayah. Katanya hati yang terluka adalah yang paling banyak belajar, tak perlu menyesal. Kabar baiknya, kita belajar untuk memiliki rasa percaya diri--setelah bertahun-tahun merasa paling buruk rupa. Kabar buruknya, kita menggantungkan kepercayaan diri tersebut pada orang lain. Aku masih ingat, pada usia 17 tahun yang lalu kita pikir kita jatuh cinta, lalu menghabiskan tiga tahun berikutnya bersama pria yang memberikan kita kepercayaan diri dan (kita sangka) cinta, pria yang tak hanya m

Ada perjalanan

Ada perjalanan-perjalanan yang tak tentu arah. Seperti daun-daun yang tertiup angin, kadang rebah saja di tanah, lalu hinggap di atap rumah. Seperti kaleng bekas yang ditendang-tendang anak tetangga, ke sana ke mari mengikuti kaki-kaki dekil bersendal jepit. Ada perjalanan-perjalanan yang ditiup angin, dan ditendang-tendang kaki dekil. Perjalanan yang kumal dan kebingungan, Perjalanan yang biru dan tak jarang menjadi sendu. Ada gemericik air yang tak tahu dari mana. Mungkin dari hujan semalaman yang membuat jalanan banjir berlumpur, atau keran tetangga yang bocor dan belum juga betul meski sudah diikat karet gelang dan disumbat kain lap. Ada gemericik yang berisik, bertalu-talu memenuhi ember di bawah lubang-lubang atap, meninggalkan gigil dan gemelutuk gigi satpam di pos ronda yang tak cukup tebal sarungnya.