perihal pulang kampung
Saya baru mendarat dari Manila saat bertemu kawan dari kampung halaman di Soekarno-Hatta. Seperti biasa, percakapan basa-basi dari mana, mau ke mana, apa kabar, meluncur begitu saja. Sampai akhirnya muncul pertanyaan mudik lebaran. Tahun ini saya memutuskan untuk tidak pulang, dan si kawan menjawab: ah, bukannya kamu memang lebih sering pergi ke sana-sini tapi jarang pulang? Tentu saya menolak pernyataan tersebut. Tiga hari setelah percakapan tersebut, akhirnya baru menyadari bahwa ternyata pada tahun lalu tak mudik juga pada saat lebaran. Tidak pulang ke rumah. Aneh juga mendengar tidak pulang ke rumah, padahal rumah adalah di manapun saya berada. Namun tidak bagi sebagian orang, definisi rumah didominasi oleh keberadaan orang lain, ayah-ibu, atau suami/istri dan anak. Maka bagi yang belum berencana menikah, rumah adalah di mana orang tua berada. Sebagai perantau sejak usia 16 tahun, saya tak pernah terpikir untuk pulang dan menetap di tempat Ibu saat ini berada, atau pulang