dalam secangkir kopi
aku masih menunggui hujan
mengulur-ulur waktu agar tak segera sampai
kadang-kadang aku ingin pulang ke rumah tuan
saat langit masih senja, dan jingganya menghambur dari jendela ruang tengah
tapi saban kali, pulang malah malah membawaku pergi jauh sekali
sampai saat aku tiba tengah malam
tuan bakar ranjang-ranjang
tuan hapus tempat pulang
ah, biar kuseduh kopi satu cangkir lagi.
mengulur-ulur waktu agar tak segera sampai
kadang-kadang aku ingin pulang ke rumah tuan
saat langit masih senja, dan jingganya menghambur dari jendela ruang tengah
tapi saban kali, pulang malah malah membawaku pergi jauh sekali
sampai saat aku tiba tengah malam
tuan bakar ranjang-ranjang
tuan hapus tempat pulang
ah, biar kuseduh kopi satu cangkir lagi.
bisa kebayang rasanya kosong dan kesepian dari sajak ini. Bagus!
ReplyDeletesoalnya lagi patah hati, kak :P
Delete