Posts

Showing posts from January, 2015

Menyoal Perawat yang Perawan

Kamis kemarin sebuah media yang lambangnya berupa kotak kuning serupa bingkai berkicau kurang lebih begini: Perawan dari keluarga terpandang di Jakarta itu rela bergabung bersama pejuang Republik sebagai perawat. Artikel tersebut aslinya berjudul: Zus Wiet, gadis Perawat dalam Laga Aksi Polisional 1947, dengan subjudul: Perawan dari keluarga terpandang di Jakarta itu rela bergabung bersama pejuang Republik sebagai perawat di pelosok Jawa Timur. Pertanyaan saya sangat jelas, apa hubungannya menjadi perawan dengan menjadi perawat sehingga harus ditegaskan status perawan tersebut pada artikel yang tak ada hubungannya dengan menjadi perawan? Pilihan kesukaan bahasa saja, kata seseorang yang meminta maaf atas nama media tersebut. Jawaban tersebut tak bisa menjelaskan hubungan antara perawan dan turun ke laga perang sebagai perawat. Mengapa harus membawa-bawa konsep perawan? Dugaan saya, penggunaan kata perawan digunakan untuk mendulang page view, membuat orang penasaran, sehingga

Ciyeh, relawan Jokowi

Image
Politik Indonesia memang tak pernah tak gaduh. Saya bahkan tak bisa lagi membedakan pengalihan isu atau memang Indonesia banyak masalah aja. Kegaduhan terkini adalah penangkapan wakil Ketua KPK yang tiba-tiba "diculik" pagi-pagi oleh Bareskrim. Yang menarik dalam kegaduhan kali ini, beberapa kelompok yang belum mampu bergerak dari sentimen kekalahan pada Pemilu Presiden tahun lalu jadi mendapat bahan ejekan untuk para relawan yang dulu mengusung Joko Widodo menjadi Presiden. Bersyukur banyak media sosial saat ini punya fitur untuk memilih tampilan informasi dalam lini masa, sehingga saya tidak harus menonton cemoohan ganjil dari laskar susah move on tersebut. Cukup unfollow saja, maka dunia kembali damai. Namun, tak pelak melihat juga komentar-komentar janggal nan nyinyir. Komentar janggal tersebut, membuat saya berpikir, mungkin memang karakter sebagian kelompok masyarakat: suka memprovokasi, gampang terprovokasi, dan suka akan kegaduhan/ membuat gadu

Mata kopi 2

Image
Kau sematkan mata kopi pada tiap helai rambut mengelitik telinga yang tak mau terjaga Mata kopi berbisik melalui bibirmu: "Pergilah, aku sudah selesai denganmu, besok lusa kau kuberi tahu apakah aku ingin bertemu."