Jogja Jangan Marah
Pekan lalu jejaring pertemanan Path ramai membicarakan seorang perempuan muda yang memaki-maki Jogja. Sebagai alumnus yang mencintai Jogja melebihi Jakarta sebagai kota kelahiran, saya mengernyit juga. Tak pernah saya melihat Jogja sebagai kota yang menyebalkan. Bagi saya, meski Bali selalu menyenangkan, dan Jakarta penuh hal asik, Jogja adalah kota favorit. Orang Jogja, atau mereka yang pernah tinggal di Jogja, atau setidaknya yang saya kenal pernah tinggal di Jogja, biasanya menyelipkan kebanggaan terhadap kota luar biasa ini. Kota ini dicinta dan dipuja. Impian para alumnus Jogja sangatlah sederhana: kembali ke Jogja. Entah untuk berlibur, sekadar singgah, atau pulang. Kembali pada si perempuan muda, pekan ini dia dilaporkan ke polisi. Saya tak mengikuti betul ceritanya. Tebakan saya dia terkena pasal penghinaan, pencemaran nama baik (kalau tidak salah pasal karet ini bukannya sudah tidak lagi ada), menyebarkan kebencian, ya smeacam itulah. Mungkin dia juga b