Posts

Showing posts from December, 2013

Soekarno

Image
Setelah menonton Soekarno besutan Hanung Bramantyo, makin jatuh cinta saja  pada Bung Kecil. Sebaliknya, makin tidak suka pada Soekarno. Di luar preferensi pribadi, kupikir seharusnya bukan kesan itu yang diinginkan film yang diberi judul Soekarno. Sebagaimana judulnya, seharusnya proklamator itulah yang menjadi tokoh utama, dan makin dicintai. Kenyataannya tidak begitu. Mau Bagaimana lagi, 80% dari film yang naik daun akibat kehebohan penolakan Rahmawati Soekarno Putri ini bak kisah cinta a la sinetron yang kebetulan saja mengambil setting perjuangan menuju 17 Agustus 1945. Konsumsi utama yang paling kuat justru kisah cinta segitiga Inggit-Soekarno-Fatma alih-alih bagaimana kelompok muda dan kelompok tua berjuang menuju proklamasi. Soekarno lebih banyak ditampilkan sebagai pria yang begitu intens kehidupan percintaannya. Bahkan bagaimana sikap nasionalisme bisa berkobar di dada Soekarno remaja saja digambarkan sebagai buah penolakan orang tua gebetan yang Londo

keterbiasaan pada pelecehan seksual

Lahir dan besar di Indonesia, tak ada satu hari pun terlewati dengan rasa nyaman sepenuhnya saat berpergian. Mulai dari siul-siulan iseng dari tukang ojek, kernet angkot yang berusaha meremas payudara, dokter gigi yang dengan sengaja meletakan tangannya di payudara, sampai mantan pacar yang mencoba memerkosa (dan teman-temannya diam saja). Saking terinjeksi sampai dalam mengenai betapa biasanya pelecehan seksual itu, beberapa teman perempuan secara tidak sadar bersemu-semu saat sesungguhnya sedang mengalami pelecehan seksual. Bahkan menimbulkan keirian pada level tertentu. “Ih, kok lo marah-marah sih ada yang ngegodain? Lo tuh harusnya bersukur banyak yang ngegodain, berarti lo menarik. Gue mau dong sekali-sekali disuit-suitin sama cowok di jalan. Apalagi yang ganteng,” ujar seorang kawan usai saya menegur seorang pria di pusat perbelanjaan. Gawat sekali memang kalau pelecehan seksual menjadi biasa, bahkan diidamkan sebagai pembuktian bahwa seorang perempuan cukup menarik.

who do you think you are?

So, why you suddenly want to meet? Nothing, just want to catch up. We haven't talk forever! I know, I don't want to talk to, need sometimes to figure it out. I told you that. How's life? Good, travel a lot, bunch of meeting, bunch of holiday. How's work? Not really good, haven't made a deal ever since. Do you feel happy? Do I feel happy? Generally of course I feel happy. What do you mean? You know, after the break up, are you ok? Are you happy? What? Who do you think you are so I should feel unhappy? I mean of course I was sad, and sometimes can't help myself but reminiscing those happy moments. But that's the way it is, that's relationship. Sometimes some knuckle head took your heart and lost it, then you feel sad, then life goes on. But it's not a reason to feel unhappy. Come on, who do you think you are? You know... I don't know... I just concern... But yeah, glad you're ok.

over analyzing

M: How's life? R: Fun, love this job, travel a lot. M: Tell me more about Pullman that you said taste like Ibis. R: Haha... it's more sophisticated than Ibis, but the standard room was just as small as Ibis though . How's your newest date? M: Actually we're go ing to have birthday dinner tonight. So I won't have much time now, just wan t to hear from you. Long time we didn't have conversation. R: Yeah, I'll have a class at 6, will be here only for the next half an hour or less. But that ’s cool, glad that you really find someone, and stop playing around. M: I'm not saying that I stop playing around. I told her we're in a circumstance to getting to know each other better. R: -__-" that's so you, mister-I-don't-wanna-be-in-a-hurry,so-let's-getting-to-know-each-other-better-and-we'll- see. M: And how's your love life? R: No love life. M: No way. R: No love life. How you met he