cerita soal kehilangan satu sore cantik di Elspeet, cuma untuk gagalParis
Cuaca Elspeet sedang bagus-bagusnya, sudah lewat jam 5 sore,
tetapi suhu masih 15’C. Semua orang keluar ruangan, main bola, jalan-jalan,
bersepeda, lari sore, apapun yang penting bisa dilakukan di luar ruangan.
Pasalnya menurut ramalan cuaca, hari ini adalah hari terakhir cuaca Elspeet
akan cerah.
![]() |
Cuaca sedang bagus-bagusnya |
Katanya cuaca Belanda memang sulit diprediksi sering tiba-tiba
hujan dan agak dingin. Apalagi Elspeet yang dalam keadaan normal saja sudah
lebih dingin dari Amsterdam. Setidaknya bagi anak yang sangat tropis sepertiku.
Waktu aku bilang semua orang di luar ruangan, sesungguhnya
tidak semua. Aku mendekam saja di kamar, memastikan janji dengan orang-orang
yang bersedia menampungku di Paris dan Caen. Sesudah mereka pasti, aku mencoba
memesan tiket kereta Amsterdam-Paris. Aku beruntung mendapat tiket 127 Euro.
Lagi pula, aku sudah di Elspeet sejak Minggu, maka pada Rabu,
aku sudah melihat semua hal di sekitar tempatku menginap. Elspeet adalah kota
kecil yang indah, sekitar 1,5 jam menggunakan kereta dari Amsterdam. Saking kecilnya semua toko sudah tutup sejak sore pukul lima atau enam paling lambat.
![]() |
tokonya tutup, dagangannya dibiarin aja di luar bahkan seorang teman bilang begini: I can't find my iphone everywhere, but I'm not worry, this is a small town in Netherland, nobody want to steal |
![]() |
Bar ini juga sudah tutup jam 6 sore |
![]() |
bagian depan bar (juga setiap rumah di Elspeet) penuh dengan taman bunga |
Namun, karena matahari tenggelam pukul 8 malam, maka sesudah rampung jam kerja, sangat disarankan berjalan kaki atau bersepeda, melihat hutan, rawa yang dikeringkan, atau sekedar rumah-rumah imut yang begitu rapi, dan sangat mirip satu-sama-lain.
![]() |
tipikal rumah di Elspeet |
![]() |
ini rumah yang beda dari gambar di atas, serupa tapi tak sama |
![]() |
sepanjang sepedahan banyak pemandangan begini |
![]() |
hutan kotanya asik dan ada jalur sepeda di mana-mana |
Maka, aku tidak merasa harus memaksakan diri keluar. Apalagi keberuntungan sedang berpihak, tiket ke Paris murah betul!
Perasaan beruntung tidak hinggap lama. Akibat tidak
mengaktifkan international roaming telepon genggam, kartu kredit-ku tidak bisa
dipakai membeli tiket. Penyelia kartu kredit, untuk alasan keamanan, harus
mengirimkan kode verifikasi ke nomor yang terdaftar di bank.
Sebenarnya aku sudah mengecek tiket Amterdam-Paris sejak masih di Jakarta, tetapi aku tak ingin memastikan apapun terlebih dahulu karena aku merasa ingin memutuskan kalau sudah sampai Elspeet saja. Agar aku bisa bertanya-tanya dahulu sebaiknya bagaimana. Keputusan yang ceroboh.
Sebenarnya aku sudah mengecek tiket Amterdam-Paris sejak masih di Jakarta, tetapi aku tak ingin memastikan apapun terlebih dahulu karena aku merasa ingin memutuskan kalau sudah sampai Elspeet saja. Agar aku bisa bertanya-tanya dahulu sebaiknya bagaimana. Keputusan yang ceroboh.
Saat kecewa itu aku ingat seorang teman pernah menawarkan
kartu kreditnya. Kucari ia sepanjang makan malam. Tak ada. Ya sudah, aku tak
berjodoh dengan Paris.
Keberuntungan kembali datang saat teman lain menawarkan kartu
kreditnya untuk kupakai. Sayang sekali, harga tiket sudah menjadi hampir 300
Euro.
“Well, I’ll just hang around Netherland then. A friend of
mine in Rotterdam told me I could stay there if I want to. I might go there,”
ujarku setengah kecewa.
Di luar dugaan, temanku itu berkata:
“How about go to Aachen? It’s a city in Germany, right in
the border with Netherland and Belgium. Aachen is a beautiful countryside, I
bet you gonna love it. I’ll go there this weekend, you can join me if you want
to”
Duh, aku harus bagaimana?
![]() |
Sudah jam 8, ayo ke bar di hotel saja |
Catatan untuk diri sendiri: kali lain jangan melulu bergantung pada pilihan spontan, dan harus lebih terencana!
Wahh... labelnya mata kaki :D
ReplyDelete