soal malam-malam yang usang
Apa yang bisa menyelamatkan
diri dari malam-malam penuh amarah, seperti kematian yang memanggil-manggil
anak muda di jalanan?
Pada selokan yang menguapkan
busuk.
Pada kerinduan yang tak
pernah khatam.
Pada ribuan matahari yang
terlewat dalam rongsokan bis kota.
Seumpama semesta
udara
yang satu-satu melintasi cuping telinga
motor tua yang berjuang di antara karat dan bau usia
dan akhirnya senja yang begitu indah pun begitu cepat tiada.
Lalu aku menyumpahi gelisah
menyumpahi pipi yang basah
dan memori yang terus diasah
Soal hangat dan baumu
yang ingin kubuang jauh-jauh
Aku tak pernah tak menyukaimu
Tapi aku juga tak pernah
berkata hanya menyukaimu seorang
Comments
Post a Comment