Posts

Showing posts from July, 2013

Kenapa Ramadhan menyebalkan?

Usia memang cuma deretan angka, tetapi semakin bertambah deretan angka itu, semakin pula kita berhadapan dengan kenyataan yang selama ini ditutup-tutupi oleh cerita indah, manis-manis dari orang tua. Waktu deretan angka baru satu sampai sepuluh, Ramadhan adalah bulan menyenangkan. Cuma pada Ramadhan kembang api dijual di mana-mana, di depan sekolah, di ujung gang perumahan, bahkan di sebelah tukang ikan. Sekolah tak berjalan efektif, lalu ditutup dengan libur panjang. Bisa main lari-larian di lapangan badminton perumahan sesudah tarawih. Ada kolak pisang, sup buah, dan semua makanan manis sebelum makan malam. Semuanya istimewa! Sesudah deretan angka jadi dua puluh, kesenangan berubah jadi kenyataan. Ramadhan adalah bulan di mana pengemis dadakan luber di setiap sudut jembatan penyebrangan, dan preman "dari pada saya nyopet lebih baik saya minta baik-baik" muncul setiap lima menit sekali di P20. Ramadhan adalah bulan di mana agama yang katanya masuk ke Indonesia den

(bukan) sajak cinta

aku ingin berkelahi mendamprat dengan kata kata keji menghajar hingga patah kaki tak lupa kuludahi sebelum pergi seperti di film-film televisi hingga jemari berlumur merah dan hidung tertusuk anyir darah seperti yang merekah dari selangkangan sementara lidahku hanya bisa menyumpah bajingan ah, aku sudah tak punya cinta coba kau cari pada perempuan di ujung jalan sana

my dad is the moon

It was in the middle of the night when I realize he was no longer in this world. He was a cold corpse which probably sent for several injection before wrapped by a huge plastic, and putted in a coffin. He was no longer human who needed an airplane ticket. He was a mere object putted in a luggage, when my mom paid the delivery fee to the airline. He was an object when the ambulance came after his cold body from the airport, hurried to the uncompromised Jakarta traffic, race against the time --Moslem always want a dead body to be buried as soon as possible. He might be part of the land at this time, eaten by maggots, eaten by the serenity. Each crumb of his body would nurture some nameless patch of grass with no story to tell.  The grasses, or the little yellow flowers which burst in between, might photosynthesize while I'm breathing. I might touch and interact with the flowers --which nurture by the residue of his body-- but I would never see him alive again

tersesat

Aku berulang kali sampai pada titik bertanya-tanya apa gunanya  hidup di dunia, apa tujuan hidup sesungguhnya. Karena tak pernah betul-betul merumuskan tujuan (boleh juga disebut gagal menentukan tujuan), akhirnya sering kali jadi merasa sudah selesai dengan kehidupan. Hidup bisa segera diakhiri begitu saja, secepatnya. Aku tersesat seperti Gretel kecil yang mengikuti remah roti sampai ke rumah penyihir di tengah hutan. Berjalan saja dengan pengetahuan umum seadanya soal hidup, dengan rambu-rambu usang yang diajarkan ayah sebelum jasadnya terkubur dalam tanah merah, dan kembang rupa-rupa. Aku tak pernah mendefinisikan mimpi-mimpi. Tak punya cita-cita luhung menyelamatkan dunia, tak pernah ingin menebar keadilan, apalagi menjaga perdamaian. Kadang-kadang aku pikir bagus juga kalau punya cita-cita, setidaknya punya tujuan hidup. Namun aku tak punya cita-cita. (Tujuan hidup yang aku maksud haruslah tujuan yang besar, lebih besar dari waktu, dan lebih esensial dari hidup itu sendiri.

What is career anyway?

"Maybe you should move to the kos that you accidentally found." "Well, I would love to, but I'm sure my mom gonna think it's better for me to have a housing loan than to pay a kos for Rp2,5 mio a month. There's a housing loan for Rp2 mio a month, and it's good investment though." "What? Wait wait wait, what's happen with your plan to have your master abroad? I thought you're going to get out from this country, and now you're thinking about this housing loan?" "What's the problem? I guess I still could take the housing loan even if I go abroad. Well, I never think about it before actually, but I don't think that will be a problem. And every scholarship usually ask the student to go back to their country in the end." "Yeah yeah, so true. I just think that I don't want to have any kind of loan." "Neither do I, but in the end we can't just always rent an apartment, or living in a

manusiawi

Kemarin malam saya pertama kalinya mengajukan protes kepada pacar. Saya katakan dia keterlaluan sibuknya, seperti tak mau meluangkan waktu buat hubungan ini. Sebelumnya soal masalah kesibukan tak pernah jadi bahasan serius. Namun dengan tambahan bumbu-bumbu lainnya, masalah manajemen waktu ini akhirnya membuat emosional. Padahal kami jarang bertemu sebagian juga karena  selama 10 minggu lalu saya ikut kursus menulis setiap akhir pekan, dan sebelumnya ketika masih jadi wartawan, harus menyiapkan berita senin di tiap akhir pekan, lalu di waktu lain sibuk ikutan kampanye ini-itu, juga ada rainbow warrior yang datang ke Indonesia. Meski demikian dia tak membantah waktu saya protes. Dia hanya meminta maaf. Menurutnya pola komunikasi yang dia jalankan memang harus diubah. Dia bilang tak sekalipun berniat nyuekin, hanya saja segala urusan pekerjaan--dan rutinitas ke gym yang susah payah diselipkan di tengah rutinitas--memang membuat dia kesulitan.  Lalu akhirnya saya malah minta m

Doa

Aku tak pandai memanjat doa yang dirapal laksana mantra-mantra di nisan ayah aku hanya bertanya "ayah, bilamana mungkin kau ada di surga, bila kau nyata-nyata hidup di hatiku?"

Kiwi!

Image
Gambar Jenny sebagai gajah  yang gagal karena lebih banyak orang menganggap Jenny adalah burung, atau lebih spesifik lagi Jenny adalah Kiwi, membuat kami bersepakat menjadikan Jenny seekor Kiwi yang pacaran dengan Jerold si Jerapah . Kesepakatan itu membuat pacar mengirimkan tautan video ini: Kata pacar video ini lucu, tapi menurutku video ini sebenarnya sedih. Begitulah, memaknai bukan hanya persoalan sudut pengamatan--yang akhirnya menciptakan makna berbeda--tetapi juga soal latar belakang, pengalaman, dan budaya yang melingkupi si pemberi makna, termasuk mood saat itu, sehingga benda yang sama dapat sama sekali berbeda.

Tujuan Hidup

Aku sering kali tak berkawan hujan. Hujan membawa dampak-dampak buruk seperti air mata yang mengalir dengan sendirinya, dan pikiran hampa yang menyergap tiba-tiba. Hujan seperti dementor yang menghirup seluruh keceriaan, menghabiskan sisa-sisa bahagia. Namun terkadang hujan juga memberi dampak seperti pancuran air panas, membuatmu berpikir soal banyak hal yang sebenarnya mungkin esensial dalam hidup, tetapi tak perlu juga terlalu dipikirkan.  Misalnya, apa land mark dari tempat yang disebut land mark di dekat halte trans Jakarta Dukuh Atas II, kenapa saat BI Rate turun suku bunga bank tak serta merta turun tapi saat BI Rate naik suku bunga bank ikutan naik, atau juga yang paling tak penting adalah pikiran soal tujuan hidup. Beberapa waktu lalu pacar muncul dengan wajah kusut, dan berkata: I really miss my childhood, I miss my innocence.  Malamnya, Lidia menanggapi pernyataan itu, katanya, "I never really missed my lame childhood. I really love my current life. When I wa

Membela Rakyat Kecil

Jakarta pada masa kalap belanja besar-besaran beberapa minggu lalu adalah jalanan macet dan taksi yang sulit di dapat. Setelah jejak terakhir kami di Skye terhapus pengepel lantai dari petugas berseragam, taksi belum juga muncul. Maka saat itu kami memutuskan untuk memilih kendaraan umum apapun yang pertama muncul. Toh jarak yang akan ditempuh tak cukup jauh, sebagian hanya sampai Setiabudi, sebagian lain turun di Karet, lalu sisanya akan ke Senayan. Bertujuh kami berdiri berurutan, menambah sesak P19 yang gersang, menambah sulit kernet yang melintasi keringat dan campuran bau parfum hingga bau badan. Di tengah kumpulan daging dan keringat itulah aku menegur kernet, "Bang, kok kembaliannya cuma segini?" Kernet hanya tersenyum-senyum sembari berkata "Memang harusnya berapa?" Senyum yang dilakukan sambil melempar pandangan: saya tahu itu kembalian kurang, saya sedang mencoba-coba curang saja, siapa tahu kalian tidak menyadari. Lalu aku menjawab bahwa kembaliannya kur

Jerold

Image
Jerold & Jenny Jerold drunk and ate all leaves in Jogja Cerita lengkap Jerold si Jerapah  (full story of Jerold the Girrafe)

selamat datang bulan perayaan

Salah satu kritik yang dilontar kepada pemerintah saat menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah persoalan waktu, yaitu beberapa minggu menjelang Bulan Ramadhan. Dikhawatirkan inflasi akan naik tak terkendali karena kenaikan harga, ditambah lagi inflasi pada Ramadhan-Idul Fitri biasanya tertinggi sepanjang tahun. Dalam bahasa bodohnya, manusia Indonesia lebih banyak mengeluarkan uang selama bulan puasa. Sebagian mungkin menggunakan uangnya untuk berlibur, karena tidak merayakan, sebagian lain mengucurkan uang untuk menyambut Ramadhan, merayakan kedatangan bulan yang cuma datang setahun sekali ini. (Tapi ya logikanya setiap bulan cuma datang setahun sekali. Muharam dan Safar juga cuma datang setahun sekali, seperti Juli atau Desember yang cuma ada satu periode tiap tahunnya.) Padahal bukankah semangat Ramadhan itu hidup lebih sederhana, menahan nafsu, menahan emosi, merasakan kesulitan orang-orang yang sulit makan dengan pantas? Klasik, semua orang juga pasti sudah paham bahwa

Aku Punya Masalah

Bulan-bulan belakangan aku sudah payah mencari jawaban, aku ini kenapa sih. Kok begitu takutnya pada seorang perempuan. Sebelumnya aku kira aku sakit hati pada orang ini, tapi belakangan aku pikir aku takut.  Rasa sakit yang terlalu berlebihan, dalam jangka lama, mungkin berkembang menjadi trauma yang mengejawantah pada rasa takut berlebihan. Atau mungkin juga memori-ku mengasosiasikan rasa sakit dengan perempuan ini. Mungkin juga karena tadinya aku percaya pada perempuan ini 1.000%, bahkan cenderung kagum lantaran mengenalnya dari cerita superpositif si mantan pacar (yang mungkin sedang jatuh cinta, maka semua cerita jadi begitu ceria) yang saat itu masih pacar.  Dulu aku punya hubungan yang berusia sekitar 3 tahun, lalu berakhir dengan segala drama dan hujan air mata sepanjang malam selama hampir setahun. Kejadian itu melibatkan si perempuan. Pertama kalinya dalam hidup, aku ga berani punya hubungan baru yang sungguhan sampai setahun berikutnya.  Dan setahun setengah