Oblivion: self, soul, and other thousands of yourselves

Taken from Wikipedia

Was somebody asking to see the soul? 
See, your own shape and countenance, persons, substances, beasts, 
the trees, the running rivers, the rocks and sands. 

All hold spiritual joys and afterwards loosen them; 
How can the real body ever die and be buried? 

Of your real body and any man's or woman's real body, 
Item for item it will elude the hands of the corpse-cleaners and 
pass to fitting spheres, 
Carrying what has accrued to it from the moment of birth to the 
moment of death. 

--Walt Whitman, Starting from Paumanok, section 13.






Seperti yang kutulis di Transformer: Pasal satu, militer selalu menang, jika militer kalah, kembali ke pasal satu. Kupikir sebaiknya jangan berharap lebih dari apa yang didapat ketika nonton Transformer. Dan yang pasti ini film Amerika, jelas berakhir bahagia.

Sebagai anak pemalas yang lebih suka menangkap makna dan ogah ribet mikirin efek, bagiku film ini semacam menye-menye soal kenangan, jiwa, dan tubuh-tubuh hidup yang mati.

Jack Harper naik kelas dari tubuh a la Marx di buku Capital sebagai aset yang dapat dibuang begitu saja kalau dianggap tak lagi berguna, menjadi tubuh ilahiah a la Walt Whitman dalam Starting from Paumanok.

(Sebenernya entah naik kelas atau nggak ya. Buat orang yang memuja kuasa tubuh, mungkin campur tangan jiwa adalah semacam virus sialan yang mematikan potensi maksimal tubuh cuma karena menye-menye emosi.)

Tubuh Jack yang semula sekadar manusia yang tenggelam sebagai mesin pekerja, kemudian menjadi lebih berharga lantaran berkeras merawat memori, menghidupkan jiwa dalam kebertubuhannya.

Tubuh serta pikiran Jack dan Vika yang sebagian besar dalam kuasa perintah Sally dan Teth, adalah ekses dari hukum dan pemerintahan modern, dalam bentuk yang lebih ekstrim. Titik ekstrim saat penguasa dapat menginjeksi komodifikasi kesadaran sampai ke pori-pori pembuluh darah manusia.

Jack dan Vika hampir takluk seluruhnya pada penguasa, tak ada satu pun yang dikendalikan sendiri secara sadar, terutama dalam kasus Vika.

Sally dan Teth ini semacam pemerintah Indonesia, pemerintah Amerika... yang bersatu dengan Freeport, Asian Pulp and Paper... Sila dilanjut, boleh sebut pemerintahan manapun dan korporasi manapun yang kalian suka.

Sedangkan Jack Harper boleh dibilang mirip  Jake Sully di film Avatar, cerita seorang pahlawan penuh romantisme kemanusiaan melawan orang-orang rakus sumber daya.

Dan konsep oblivion sebagai keterlupaan mengingatkan bulat-bulat pada eternal sunshine of the spotless mind. Seberapapun kita berusaha sekeras mungkin menghapus kenangan dari seseorang, akan sulit berhasil kalau orang itu juga berusaha sekeras mungkin menjaga kenangan. Tidak ada perlawananan yang sia-sia.

"I remember you, but I don't know who you are."

Film dibuka dengan romantisme getir, tentang kenangan dan kerinduan yang entah mengapa dan entah dari mana. Alih-alih film peperangan manusia dan alien di masa depan, film ini lebih mirip film pencarian kenangan melalui penelusuran serakan ingatan. Soal Jack Harper, mencari bayangan perempuan tirus berambut gelap yang ditemuinya di Empire State saat bumi masih baik-baik saja.

Lihat saja berapa banyak vaksin yang diinjeksi ke manusia tiap tahunnya. Aku tidak yakin kita secara sadar akan menginjeksi vaksin-vaksin itu ke tubuh, melainkan karena pemerintah mau kita suntik polio, suntik ini, suntik itu.

Sartre dalam Being and Nothingness menegaskan tubuh adalah aku, aku menghidupkan tubuh, dan tubuh adalah sebagaimana aku tampak. Namun hal itu tidak berlaku bagi Jack.

Tegas terbantahkan saat Jack Harper 52 berkata I know I'm not the same him that you know, but I know I gotta find this place, I have his memory, I knew you, because I am him (kurang lebih begitulah kutipannya).

Bagi Jack, tubuh bukan lagi soal kediriannya. Tubuhnya terlalu mekanis untuk bisa dipercaya. Tubuhnya tidak beda dengan mesin yang akan diganti komponennya jika ada yang aus, atau dibuang lalu digantikan lagi dengan yang baru jika tak lagi efektif dan efisien. Dia bisa saja tubuh-tubuh lainnya, karena yang paling penting baginya adalah kenangan dan ingatan.

Jiwa adalah bentuk istimewa dari tubuh yang hidup, semacam prinsip kehidupan, kata Walt Whitman.

Comments

Popular posts from this blog

Seminggu tanpa sabun dan sampo

Let’s talk about casual internalized racism in this island

Mimpi