setengah potong sajak dan segelas taji puisi
Ibu bangun
terlalu siang dan lupa memasang kerut-kerut di wajahnya.
Pagi ini
semua orang bilang ibu tampak muda.
Ibu begitu
malu pada kemudaannya itu.
Dia berjanji
besok akan bangun lebih pagi.
Dan memasang
kembali kerut-kerut yang tertinggal di meja rias.
Keesokan
hari,
Ibu
lagi-lagi tak bertemu pagi.
Kata Ibu:
"kita sudah ditinggalkan pagi,
hanya ada sepotong sajak di
tungku.”
Maka siang
itu masing-masing kami makan setengah potong sajak.
Aku dan Ibu.
Setengah
potong sajak tentu tak mengobati lapar.
Tapi Ibu
bilang setengah potong sajak masih lebih baik dari pada kesedihan.
Lalu ia
tambahkan segelas taji puisi,
diseduh bersama kerut yang
tertinggal di meja rias.
Sekarang Ibu
selalu tampak muda.
Comments
Post a Comment