gelisah
Tiap kata-kata adalah kegelisahan. Tiap kata-kata adalah jalan keluar dari gelisah.
Aku gelisah lalu terciptalah kata-kata. Atau mungkin kata-kata yang menciptakan jutaan gelisah dalam kepalaku.
Seluruh kegelisahan ada di sini. Gumaman-gumaman yang meloncat, kata-kata yang berserak, kalimat yang berhambur, begitu saja muncul. Tak perlu kupedulikan bagaimana bentuknya, tak pernah kupikirkan enakkah dia dibaca. Karena ini semua ulah gelisah.
Aku gelisah pada masa depan, gelisah pada masa lalu, gelisah pada hubungan silam, gelisah pada manusia yang menawarkan hubungan-hubungan baru, gelisah pada ibu, gelisah pada perusahaan pembalak hutan, gelisah pada kasus perkosaan, gelisah pada keinginan sekolah, semua hal berputar pada kegelisahan.
Kegelisahan-kegelisahan ini mengambil kendali atas emosi, atas kelenjar air mata, atas jemari, otak, hati, kemaluan, seluruh tubuhku. Seperti sedang berkendara lalu seseorang mengambil alih kemudi. Dan kau tak tahu lagi dia akan ke mana.
Setiap waktu yang terbuang adalah dosa-dosa yang besar.
Lalu aku menyalahkan kegelisahan atas waktu-waktu yang terbuang ini. Kepala yang terus memikirkan banyak hal tak pernah bisa menyingkirkan kegelisahan. Bagaimana bisa menyingkirkan kegelisahan jika kau tak pernah tahu bagaimana bentuknya, jika kau tak pernah paham apa itu kegelisahan.
Seperti pencuri yang menyelinap di tengah malam, lalu mengambil sesuatu dari dirimu, Sesuatu yang sangat penting, tapi kau tak pernah tahu apa. Dan setiap hari yang kau rasa adalah lubang dari perasaan kehilangan. Entah apa yang hilang itu.
Lalu kau datang mengecup kelopak mataku.
Aku tahu ini apa. Perasaan nyaman yang seolah melunturkan seluruh kegelisahan padahal pada akhirnya membuat kegelisahan menjadi-jadi.
Tapi aku tidak akan memintamu pergi, berdiamlah sebentar saja. Aku ingin merasamu hingga dini hari. Karena esok kau sudah terganti.
"Setiap waktu yang terbuang adalah dosa-dosa yang besar"
ReplyDeleteBagus!