industri perbankan syariah lebih pesimistis dari BI

JAKARTA--Asosiasi Bank Syariah Indonesia menetapkan target pertumbuhan aset tahun depan lebih pesimistis dibandingkan dengan target bank sentral yang memperkirakan pertumbuhan 36%--58%.

Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Yuslam Fauzi mengungkapkan industri perbankan syariah diperkirakan tumbuh 25%--30% pada tahun depan. Dia mengungkapkan tanpa adanya tambahan dukungan dari pemerintah maka perkembangan industri syariah belum akan signifikan.

"Dengan kondisi seperti ini market share juga tidak akan melonjak. Harapan porsi tahun depan sekitar 5,5%. Sebab itu kami berharap support dari masyarakat luas dan terutama pemerintah. Kalau BI [Bank Indonesia] selama ini sudah sangat mendukung," ujarnya Rabu (19/12).

Sebagai Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Yuslam memperkirakan aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan perseroan dapat bertumbuh sekitar 20%--25% pada 2013. Meski di bawah perkiraan bank sentral, tetapi dia menilai target tersebut cukup moderat dan positif.

"Untuk budget anggaran, kami memang tidak mencantumkan target yang agresif. Namun biasanya kami mencapai target. Bahkan biasanya kami berada di atas pertumbuhan industri. Hanya tahun ini saja memang ada beberapa hal yang membuat kami tidak bisa achieve target, tapi 2013 optimistis," terangnya.

Dia mengungkapkan pada tahun ini pertumbuhan perseroan tidak terlalu tinggi lantaran persoalan dana haji yang ditarik dari industri perbankan syariah, dan pengaturan baru mengenai gadai emas.

Selain itu perubahan implementasi sistem core banking perseroan juga menjadi persoalan lain bagi menurunnya kinerja. Sebab itu hingga akhir tahun ini aset perseroan diprediksi tumbuh 10%.

Ditemui pada kesempatan sebelumnya Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano menetapkan target yang tidak jauh berbeda. Perseroan diperkirakan dapat membukukan pertumbuhan DPK dan pembiayaan sebesar 30%. Dengan demikian aset diharapkan dapat tumbuh 25%.

"Sekarang kalau kita lihat pangsa pasar kita 4,4% in term of asset. Artinya kami punya room besar sekali. Agregat pertumbuhan industri perbankan syariah kan 40%. Jadi kalau tumbuh 20% masih moderat," jelasnya kepada Bisnis (18/12).

Target tersebut juga didukung oleh rencana pembukaan empat cabang mikro dan 16 kantor cabang pembantu. Adapun abang-cabang baru tersebut, beserta cabang yang sudah ada, pada tahun yang akan datang akan difokuskan pada pengembangan industri unggulan di daerah.

Dinno juga memperkirakan pada akhir 2012 perseroan dapat membukukan aset Rp10,5 triliun, dengan profit Rp100 miliar.

MMQ

Sementara itu guna mengembangkan pembiayaan industri perbankan syariah pada tahun depan, beberapa bank syariah telah bersiap meluncurkan akad pembiayaan bagi hasil musyarakah dengan plafon menurun hingga lunas atau yang dikenal dengan Musyarakah Mutanaqisah (MMQ).

Yuslam mengungkapkan aturan yang akad yang masih menanti regulasi dari bank sentral tersebut cocok untuk mengembangkan pasar pembiayaan properti, termasuk gudang dan perumahan.

Sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asbisindo Permana mengungkapkan asosiasi telah mengajukan proposal atas nama indutri kepada BI agar dapat meluncurkan akad tersebut.

"Sebagai bank syariah MMQ ini bisa menjadi pembeda antara bank syariah, Sebenarnya pengurangan porsi itu yang paling menarik. DP [down payment/ pembayaran di muka] juga lebih murah. Tetapi benefit utama pengurangan porsi kepemilkan bank. Tenor juga bisa sampai 15 tahun saya rasa," jelasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi

Ustad yang berfikir dengan penisnya

Takut