rencana akuisisi 2012 tak mulus


JAKARTA--Setidaknya ada empat bank yang mengajukan keinginan untuk mengakuisisi lembaga lain dalam rencana bisnis bank 2012. Namun hingga 2 bulan menjelang tutup tahun rencana tersebut belum lagi terealisasi.

Keempat bank yang dimaksud adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang hendak mengakuisisi perusahaan sekuritas. Selain itu PT Bank Mandiri Tbk juga berminat membeli bank, sedangkan PT Bank OCBC NISP Tbk berharap memiliki perusahaan pembiayaan (multifinance).

Dari keempat bank tersebut hanya Bank Mandiri yang mengaku masih optimistis dapat merealisasikan sebelum tutup tahun. Namun pernyataan itu pun tidak dilontarkan dengan jelas dan masih mengambang.

"Saya tidak mengonfirmasi demikian [realisasi tahun ini]. Saya katakan tunggu saja, mudah-mudahan kami bisa mengumumkan sesuatu sebelum akhir tahun ini. Namun belum pasti, tetapi mudah-mudahan bisa," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, Senin pekan lalu (12/11).

Dia mengaku perseroan menginginkan akuisisi dapat terlaksana sebelum akhir tahun ini. Namun hingga kini proses pendekatan dengan calon anak usaha tersebut belum juga rampung. 

Selain itu dia juga enggan menjelaskan detil proses yang masih berlangsung. Zulkifli hanya menegaskan kedua lembaga sedang menuju proses persetujuan.

Adapun Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo yang berminat membeli PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dengan menggunakan obligasi rekap pemerintah enggan berkomentar. Menurutnya saat ini bukan saat yang tepat untuk berkomentar.

Sementara BRI dan OCBC NISP menegaskan perseroan akan membawa (carry over) rencana tersebut ke rencana bisnis bank (RBB) pada tahun yang akan datang.

"Kelihatannya akan dibawa ke tahun depan. [Pilihan perusahaan pembiayaan yang akan dibeli sudah mengerucut] tetapi masih jauh," ujarnya kepada Bisnis.

Dia mengaku perseroan saat ini masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan akuisisi. Selain itu pihaknya juga masih menghitung-hitung risiko dan keuntungan dari aksi korporasi tersebut.

Hal serupa diungkapkan oleh Sofyan Basir, Direktur Utama BRI. Menurutnya tidak mungkin perseroan dapat merealisasikan rencana akuisis pada tahun ini. Selain itu dia juga menilai sudah saatnya perseroan mendekati perusahaan sekuritas lain di luar yang selama ini menjadi incaran.

"Memang sudah di RBB, tetapi tidak mungkin tahun ini. kami cari yang lain saja tahun depan. Tetap cari sekuritas, tetapi yang lain," jelasnya.

Sebelumnya perseroan menyatakan berminat mengakuisisi Bahana Securities yang dimiliki BPUI. Namun Sofyan menilai rencana tersebut sulit terlaksana lantaran persoalan internal di sekuritas tersebut. Selain itu, Bahana Securities juga disebut tidak dijual terpisah, alias harus diakuisisi satu paket dengan BPUI.

Bank Serba Ada

Kepala Ekonom Bank Mandiri mengungkapkan saat ini bank-bank besar nasional cenderung ingin menjadi institusi keuangan yang utuh dengan cara melengkapi bisnisnya dengan seluruh bidang di sektor keuangan. Sebab itu industri perbankan berusaha memiliki perusahaan sekuritas, asuransi, hinga asset management.

Hal tersebut terjadi lantaran sumber pembiayaan pembangunan di masa yang akan datang tidak hanya bersumber pada industri perbankan, tetapi juga pasar modal. Selain itu kepemilikan Bank Mandiri terhadap seluruh jenis lembaga keuangan juga dinilai menjadi dorongan bank lain untuk berlomba melengkapi.

Dia juga menilai saat ini hingga tahun yang akan datang merupakan waktu yang tepat untuk melakukan akuisisi. Menurutnya saat ini sektor keuangan dalam negeri sedang tumbuh pesat, sehingga memang dibutuhkan institusi keuangan universal yang memiliki seluruh layanan.

Namun demikian, Destry mengakui proses akuisisi sulit berjalan cepat dan mulus begitu saja, terutama bagi bank yang termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Lantaran keputusan tersebut bersifat aksi strategis, bank BUMN harus berhadapan dengan parlemen, juga pemerintah.

"Kalau swasta mungkin bisa lebih cepat, tetapi kalau untuk BUMN jadi lebih rumit. Tidak hanya keputusan dewan direksi tetapi juga harus melibatkan pemerintah. Apalagi beberapa ingin membeli pakai recap bond [obligasi rekap], harus melibatkan parlemen," terangnya kepada Bisnis.

Comments

  1. Saya kurang paham masalah ekonomi begini. Tapi kalau sekarang bank itu seperti "one stop shop" terus uang yg mereka pakai untuk bisnis itu dapatnya dari nasabah ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo untuk penyaluran kredit sih iya, dari dana nasabah (dana pihak ketiga). Kan BI pinginnya paling dana nasabah di bank sebanyak mungkin disalurkan ke kredit, biar fungsi intermediasi nya jalan katanya.

      Tapi kalo untuk akuisisi ya kudu dana dia sendiri dong. Ya entah utang ato dari laba ditahan. pokoknya ga boleh duit nasabah.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seminggu tanpa sabun dan sampo

Let’s talk about casual internalized racism in this island

Mimpi