Pak Menteri dan Wartawan
Pekan lalu mailing list menerima transkrip ucapan seorang menteri, yang katanya melecehkan profesi wartawan. Begini isi transkrip ucapan pak menteri itu: “...Wartawan itu harus diajak bergerak. ,, Wartawan itu, apa yang didengar itu yang ditulis. Kalau trus gak dengar apa-apa dia gak nulis apa-apa (suara hadirin tertawa). Dipengaruhi orang-orang lain itu yang ditulis. Kacau sudah. Kita yang kacau. Tetapi kalau diterangkan sama wartawan ajak makan siang wartawannya, kumpulkan sepuluh orang, terangkan, terangkan, sekali belum mengerti, dua kali, dua klai belum ngerti, lima kali, lima kali belum ngerti, sepuluh kali. Sampai dia ngerti betul. Baru muat. Begitu dimuat, periksa muatannya, sudah benar belum. Kalau mau, kasih hadiah. Kalau gak mau kasih gak apa-apa, tetapi kebangetan (hadirin tertawa gemuruh). Masa, segede BP Migas gak pernah mau kasih hadiah...” Seorang teman menanggapi hal itu. Katanya saat awal menjabat di Kementerian yang strategis ini, setelah sebelumnya menjadi me