Siapa yang bisa menolak cinta?
Hati yang lemah sebaiknya tak menyusur memori, karena ia akan terperangkap di dalamnya.
Kota ini, sayang, memiliki matahari bermata tiga, dan hembus rindu yang tiada habisnya.
Jam 11 malam, aspal masih basah sisa hujan tadi siang. Aku dapat merasakan uap air keluar dari gorong-gorong. Seperti hati yang tetiba membuka lemari-lemari memori. Ada kamu di dalamnya.
Ini aneh.
Karena aku tidak mengenalmu di kota ini, dan sungguh tak ada sesuatu apapun yang dapat mengasosiasikan dirimu dengan kota kecil ini. Namun bayangmu lindap dalam tiap pendar bias cahaya, tanpa kuasa yang melarang.
Aku menghirup baumu, mungkin cuping hidungku mengada-ada. Namun ini jelas baumu, yang dihembuskan memori.
Sifat melankoliku tak akan pernah cocok untuk relasi laki-laki dan perempuan yang dilabel sebagai pasangan. Maka aku memutuskun untuk menolak jatuh cinta. Karena cinta dan sifat melankoli hanya akan membuat segala sesuatu tampak muram.
Tapi, siapa yang bisa menolak cinta jika ia tiba? Aku tidak.
Cinta ini, semacam benda yang menyusahkan. Aku pernah bersumpah untuk tidak memberinya ruang untuk tumbuh, bersumpah untuk pura-pura tidak tahu, bahkan tak mau menyapa jika tak sengaja jumpa.
Dan baumu, masih lekat di sini. Hanya saja, kuputuskan untuk tak peduli.
Hmm insight yang bagus soal bau-bauan. Kalo gitu saya akan tetap pada pendirian mandi gak perlu sering-sering hehe *salah tangkep
ReplyDelete