sajak rumah kelinci
Aku ingin mengenangmu
dalam debur ombak pada subuh yang pekat
di antara karang terjal
dan jalan setapak yang berutang pada air garam
Hingga angin mengibas seluruh lampau
pada daun telinga
pada jemari kita
dan mata yang bertanya-tanya
Aku masih bersenang mengenang
kisah sepasang kelinci dengan rumahnya
yang kita intip dari balik jendela.
Lalu Juni kehabisan masa
seperti mobil tua yang lalui ribuan senja.
woo.. sastra sadis ni :)
ReplyDelete