Posts

Showing posts from July, 2012

Berita Halaman 3

Siang tadi, di Bandara Soekarno Hatta, saya bertemu dengan seorang buruh migran asal Wonosari yang sejak 1999 membawa devisa ke Indonesia dari di Hongkong. Kami bertukar cerita, tepatnya dia bercerita soal betapa cantiknya Hongkong, dan saya mendengarkan sambil menyantap gudeg mahal a la bandara dengan rasa yang ditolak lidah. Kalau hanya melihat sepintas, secara materi ibu yang berasal dari Wonosari ini mungkin potret buruh migran di sektor informal sukses. Kopernya Louis Vuitton (saya tak memiliki kemampuan mendeteksi asli-tidaknya), tas backpack dan handbag-nya juga bukan tas yang dibanderol dengan harga murah. Gaya berpakaian ibu berambut pendek ini juga tak kalah jika dibandingkan dengan ibu-ibu kaya di komplek kos waktu di Jogja. Make-up natural, blus berwarna cerah namun tak mencolok, dengan wedges yang nampak nyaman dan berkelas meski sederhana. Siapa yang sangka dari Wonosari dia ke Hongkong untuk menjadi pekerja rumah tangga? Logat Jawa-nya yang medok, sudah mengintern

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Puasa hari pertama memang berat. Weekend gini biasanya nonton bioskop sama pacar sambil raba-rabaan dikit, jadi ga bisa. Kalo yang tadinya weekend nyari cewek arab ke puncak, juga jadi agak susah ya. Nah, untuk menambah afdhol puasa kita, ada baiknya kita memahami hal-hal yang membatalkan puasa, antara lain: 1. MELUDAH Meludah akan membatalkan puasa kalo air ludah tersebut mengenai alat kelamin lawan jenis kita, kemudian kita membantu membersihkannya. 2. TIDUR SIANG Tidur siang akan menjadi batal jika kita tidur siang di atas badan orang lain yang bukan muhrimnya.Sedangkan jika kita tidur siangnya di bawah badan orang lain yang bukan muhrim, maka puasa kita tetap batal . 3. BERSENTUHAN Bersentuhan dengan sengaja dengan isi dari bra sebelah kiri mantan pacar kita maka akan membatalkan puasa. Sedangkan jika menyentuh isi dari bra sebelah kanan, juga dapat membatalkan puasa . Namun jika kita menyentuh keduanya, tetap dapat membatalkan puasa . 4. MELEMPAR COIN Melemp

Tata Cara (pura-pura) Puasa yang Afdhol

Dua hari esok kemungkinan besar akan menjadi hari penting. Kalau tidak salah, Lajnah Falakiyah (almanak Nahdlatul Ulama) memprediksi Sabtu akan menjadi hari pertama puasa, artinya Jumat malam Sabtu adalah tarawih pertama. Buat Muhammadiyah, yang biasanya terdepan dibandingkan NU dalam urusan memulai hari puasa, kemungkinan besar mulai berpuasa pada Jumat. Di luar polemik itu, selamat berpuasa bagi yang menjalankan! Bulan yang penuh berkah ini adalah kesempatan bagi muslim untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Tidur aja dapat pahala. Sayangnya tidur-tidur cantik kayaknya ga masuk bagian yang dapet pahala itu. Persoalannya adalah sebenernya kamu ga peduli-peduli amat sama dosa atau pahala. Namun ada hal lain yang perlu kamu peduliin: citra diri, serta omelan mama. Bayangkan kalau mama bilang: "Puasa nggak?" "Nggak ma." "Ngapain ga puasa? )&^%$%$#$%^&YYGL&&T%T" atau: "Sayang, besok sahur bareng yu?" "Aku ga pu

Lewat Djam Malam: Karena Kita Semua Laila, pada Kadar Berbeda

Image
Film produksi jadul, kalau ditonton di masa sekarang pasti berubah genre jadi komedi. Misalnya saja Kingkong yang muncul pertama sebagai film action pada 1933, saat saya menontonnya pada 2006, terasa seperti film seks komedi. Geli ngeliat kingkong yang terobesesi dengan belahan dada perempuan pirang sambil gelantungan di pencakar langit. Tanpa mengurangi rasa hormat pada Usmar Ismail, lewat Djam Malam yang diproduksi pada 1954 juga jadi terasa lucu jika kita menonton pada masa sekarang, dan dibaca setara dengan cara menonton film masa kini. Jadi, marilah kita menonton film sesuai dengan konteks pada masanya. Lewat Djam Malam bagi saya adalah film luar biasa dengan kritik soal kapitalisme yang juga luar biasa. Bayangpun, zaman belum punya sistem pemerintahan yang jelas saja dia sudah mengritik betapa manusia indonesia memuja uang dan kekuasaan. Jadi, Iskandar adalah pemuda harapan bangsa nan galau, hidup dalam rasa bersalah karena membunuh sekeluarga dari Jakarta dengan tuduh

kemarin

Kemarin matahari mengibaskan teriknya meninggalkan tangan kecil hujan yang mencuri sepotong rindu pada bau tembakau di antara bibirmu hujan masih mengingatku, yang membawa udara pada ranjang. satu satu kau hirup dan lepaskan sampai mengerang Ah, aku masih merindu bau tembakaumu tapi tetap kuciumi bau lain yang  lindap bersama hangat di ranjang dan keringat pada bantal menyentuh denyut yang berkejaran

Buku yang mengubah hidup

Image
Habis baca posting mba Fame dan mas Arya , tetiba juga ingin menulis soal buku. saya sama sekali bukan kutu buku. Buku bacaan saya juga ringan dan itu-itu saja. Referensi pun terbatas. Namun, 24 tahun hidup saya tidak akan pernah sampai di titik seperti saat ini kalau tidak membaca buku-buku ini. Ini bukan buku favorit, tapi lima buku ini dalam definisi tertentu telah mengarahkan hidup saya. (Kenapa lima? Entah sejak kapan saya sangat menyukai angka lima, mungkin karena waktu SD menghapal perkalian lima amatlah mudah. Atau mungkin karena saya berjodoh saja begitu dengan angka lima.) Sailormoon (Naoko Takeuchi, 1991--1997) Komik Sailormoon versi hitam putih seharga Rp3.500 yang terdiri dari 18 seri (bukan versi Sailormoon yang berwarna Rp4.000 kala itu) ini juga mengubah hidup saya. Komik ini membantu saya mengeksplorasi seksualitas. Saat memanjat tiang rumah nenek, saya mendapati kenyataan bahwa vagina bisa membawa kenikmatan. Lalu kelas 3 SD saya menyadari bahwa melihat ga

Sepasang Pemulung Baru

Ada sepasang pemulung baru di dekat tempat tinggalku. Pertama ku melihatnya tiga hari lalu, saat membawa kantong plastik berisi dua kaleng bir dalam perjalanan ke monas. Sepasang pemulung baru itu betempat tinggal di trotoar Setiabudi Building yang baru saja selesai dibongkar karena galian gorong-gorong. Pemulung baru itu adalah seorang lelaki paruh baya dan anak laki-laki usia sekolah dasar. Tak ada bukti yang menguatkan bahwa mereka adalah ayah dan anak. Namun aku memutuskan untuk berasumsi bahwa mereka adalah ayah dan anak. Juga tak ada bukti bahwa sepasang lelaki itu adalah pemulung. Aku hanya mengasumsikannya dari kantong besarnya yang berharga, atau setidaknya, nampak berharga bagiku.  (Aku yakin si lelaki tua menjaga betul kantong besarnya yang berharga.) Saking besarnya, aku yakin aku bisa masuk ke dalamnya. Ada kemungkinan anak itu adalah seorang anak yang dibeli (atau dicuri) untuk dipekerjakan sebagai pengamen. Masalahnya, aku yakin mereka tidak mengamen. Lagi pula

sajak rumah kelinci

Aku ingin mengenangmu dalam debur ombak pada subuh yang pekat di antara karang terjal dan jalan setapak yang berutang pada air garam Hingga angin mengibas seluruh lampau pada daun telinga pada jemari kita dan mata yang bertanya-tanya Aku masih bersenang mengenang kisah sepasang kelinci dengan rumahnya yang kita intip dari balik jendela. Lalu Juni kehabisan masa seperti mobil tua yang lalui ribuan senja.

Modal kerja untuk perempuan, agar kredit produktif tak dipakai kawin lagi

Hampir 2 tahun berjibaku di koran ekonomi, tercerabut dari lingkungan lembaga nirlaba di mana saya mengusahakan cita-cita mengenai peningkatan kesehatan reproduksi, terutama bagi kelompok marjinal, salah satunya perempuan. Berulang kali memutar otak agar bisa menulis soal perempuan di halaman, susahnya bukan main.  Isu yang saya cover adalah perbankan dan moneter. Artinya isu-isu mengenai neraca perdagangan, intermediasi perbankan dan hal-hal rumit dalam laporan keuangan. Sampai suatu hari saya temukan fakta mengenai kredit pada kelompok perempuan. Saya korek-korek pada setiap liputan, sampai membuat teman liputan jengah. Dia marah, katanya saya tak bisa membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Maklum, ini bukan tulisan yang akan laku di koran-koran ekonomi. Jadi juga tulisan yang saya harap bisa membawa gender mainstreaming di koran saya. Meski hanya satu tulisan, meski bukan tulisan yang luar biasa. Sayangnya, sedikit penyesuaian pada lead berita oleh editor, menjadik

Kematian yang telanjang

Di hadapku adalah kekasih teman baikku. Baiklah, mantan kekasih teman baikku. Ah, makin seperti lagu dangdut saja. Dia adalah mantan pacar temanku yang mati (biar saja aku sebut dia mati. Meninggal terlalu formal, dan bukankah tak ada kata benda untuk meninggal, kemeninggalan? Kematian adalah kematian mengapa harus diperhalus?) hampir setahun lalu. Ini bukan kematian epic seperti Kurt Cobain yang menembak diri dengan pistol, atau Virginia Woolf yang menenggelamkan diri di sungai. Seperti kebanyakan berita bunuh diri di Jakarta, Hans loncat dari gedung tinggi. Mungkin seperti loncatan pertama pada Bungee Jumping, hanya saja tanpa ada loncatan selanjutnya. Karena aku orang terakhir yang bersamanya sebelum ia memutuskan loncat dan mati begitu saja, maka polisi pikir akan penting untuk menanyaiku. Satu jam setengah plus menunggu, tanpa donat seperti polisi di film-film Hollywood. Ruang kecil dengan dua orang polisi yang menggunakan mesin tik. Rasa-rasanya seperti sedang membuat surat

episode baik

Aku pikir 3 bulan ini adalah episode yang lumayan baik. Belum bisa bilang terbaik karena tidak tahu akhirnya berdampak pada apa. Juga tidak bisa dikatakan terbaik selama semester pertama karena juga berekses negatif. Pria ini tak pernah aku sadari keberadaannya. Satu fase hidup memaksa mencari kontaknya. Apalagi jika bukan paksaan pekerjaan. Kencan pertama kami adalah saat aku menyanggupi permintaannya, menemani ke pusat perbelanjaan. Lalu terjadilah perjalanan dari satu pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan lainnya. Dari toko buku satu, ke lainnya. Sama sekali tidak romantis, kala aku meraih dua karya Homer serta dua karya Murakami, dia sibuk dengan pekerjaannya. Namun apalah arti romantis, toh berakhir juga dengan ciuman ringan di kamarnya pada pertemuan selanjutnya. Sila kecewa, ciuman tersebut tidak berakhir ke mana-mana. Lalu dia mulai menggantikan kata lo-gue dengan aku-kamu. Buatku yang bertahun di Jogja, tak ada yang aneh dengan aku-kamu. Baru belakangan menyadari