Posts

Showing posts from June, 2012

Jakarta yang tak Ramah Perempuan

Adzan Isya masih bergema, jalanan masih macet, dan tukang ojek masih parkir sembarangan di trotoar. Salah seorang dari mereka dengan sengaja memarkirkan kendaraan operasionalnya tepat dihadap saya. "Ojek mba?" "Nggak mas." Tukang ojek masih saja mengoceh tidak jelas, dan saya masih berfokus pada nyala lampu di atap kendaraan roda empat bertuliskan taksi. Malam begini, laris juga rupanya mereka. Ucapan tukang ojek di hadap saya makin melantur. Saya tak perhatikan apa saja yang diucapkan, sampai dia menyebut organ reproduksi sekunder perempuan: payudara. Dia terus menerus mengomentari tubuh saya, terutama bagian payudara. Saya tidak sedang ikut kontes kecantikan, jadi saya tidak butuh orang mengomentari tubuh saya, apalagi dengan cara seperti itu. Saya menyebutnya kejahatan seksual secara verbal. Saya memalingkan wajah dan menatap, sembari berkata: "Mas, itu sudah kelewat batas, dan tidak sopan." Bagi sebagian budaya yang patriarki, perempuan,

surat berharga berisiko turunkan kualitas modal bank

BOGOR--Bank Indonesia menemukan bahwa bank-bank yang banyak memegang surat berharga lebih berisiko mengalami penurunan kualitas modal. Deputi Gubernur bidang Pengawasan Perbankan Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengungkapkan penurunan harga aset surat berharga negara (SBN) sebesar 20% dapat menyebabkan penurunan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/ CAR) 1,36%, sedangkan penurunan harga aset SBN 35% dapat menyebabkan penurunan aset 2,38%. "Yang sekarang terjadi itu risiko pasar, termasuk gejolak rupiah, suku bunga, dan surat-surat berharga. Penurunan yang agak besar ternyata dialami oleh bank yang memiliki surat berharga," terangnya, Minggu (24/06) Hasil dari stress test yang dilakukan bank sentral menunjukan penurunan harga aset SBN 20% saja dapat membawa rasio kecukupan modal ke level 16,52%, sedangkan penurunan 35% menjadikan CAR 15,5%. Adapun per April 2012 CAR industri berada di level 17,88%. Sementara itu apabila terjadi penurunan nilai tukar rupiah

Utang Luar Negeri Industri Perbankan Capai US$19,6 miliar

JAKARTA-- Data Bank Indonesia mengungkapkan paparan utang luar negeri industri perbankan per April 2012 mencapai US$19,6 miliar atau 8,34% dari total utang luar negeri swasta US$235 miliar. Deputi Gubernur bidang Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Muliaman Darmansyah Hadad mengungkapkan nilai tersebut tidak signifikan jika dibandingkan dengan total aset industri perbankan yang telah mencapai Rp3,63 kuadriliun. "Exposure neraca perbankan kita sangat terbatas terhadap utang luar negeri. Dari total utang luar negeri tersebut perbankan justru lebih besar exposure ke Amerika Serikat dari pada ke Eropa. Saya tidak punya rinciannya, tetapi cukup mild, tidak signifikan" ujarnya, Kamis (21/6). Dia menambahkan industri perbankan menyebar risiko utangnya dalam berbagai bentuk, antara lain sudat berharga dan trade finance. Selain itu meski optimistis keadaan tidak akan menajdi buruk bagi industri perbankan lantaran persoalan utang luar negeri, tetapi dia mengaku saat ini bank sentral te

Bank DKI minta tambahan PMP Rp250 miliar

JAKARTA--PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta akan mengajukan permintaan tambahan penyertaan modal pemerintah Rp250 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah Perubahan. Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) Eko Budiwiyono mengungkapkan dengan tambahan tersebut secara total perseroan mengajukan tambahan modal Rp500 miliar sepanjang tahun ini. "Untuk pengajuan APBD kemarin kami minta Rp250 miliar, sudah disetujui, tetapi yang sudah cair baru Rp68 miliar. Nanti dalam APBD Perubahan kami akan ajukan lagi Rp250 miliar. Jadi total permintaan tambahan modal tahun ini Rp500 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/06). Dia mengungkapkan perseroan memproyeksi adanya kebutuhan tambahan modal Rp950 miliar untuk mendukung ekspansi hingga 2014. Tambahan modal tersebut diharapkan dapat menjaga level rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/ CAR) di kisaran 15%. Adapun pada saat ini modal perseroan mencapai Rp1,4 triliun. Dengan tambahan

porn!

Image
Ada banyak bagian tubuh yang tak pernah dipersoalkan, tangan, kaki, jemari, tak satupun dari bagian-bagian ini yang menjadi kontroversi besar belakangan. Kontroversi selalu soal bagian tubuh di bawah perut. baik penis atau vagina, atau keduanya. Sebagai milik perempuan, vagina terdiskriminasi ganda. Tak hanya dijadikan objek, juga diatur betul keberadaannya. Pornokah kita karena lahir dari vagina? Maka pornolah segala sesuatu bagi otak-otak yang berfikir porno. PS: kesalahan bukan pada mata anda, tapi gambar jemari emang ga presisi, dan warna berantakan. Maklum, proses menggambar terjadi pada suatu tengah malam kala tubuh sudah kelelahan tapi mata tak jua mau terpejam. porn! soft pastel on used paper. (sketch book with art paper gettin more expensive! you will get used to see my drawing on used paper.)

"Indonesia adalah Pilar Strategi Superregional"

Setelah 40 tahun mengembangkan bisnis di Indonesia dan berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir, untuk pertama kalinya manajemen ANZ Group mengunjungi Indonesia. CEO ANZ Group Mike Smith mengaku investasi grup di Indonesia telah mencapai hampir US$1 miliar, sebab itu kunjungan kali ini menjadi sangat penting untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian ANZ di Indonesia. Selain itu kunjungan tersebut salah satunya guna merayakan hubungan khusus antara Indonesia dan Australia yang selama ini saling melengkapi termasuk dalam soal investasi. Bahkan menurutnya hubungan tersebut akan  semakin erat dalam beberapa dekade ke depan. Sejauh ini, seberapa besar kontribusi Indonesia terhadap bisnis grup? Kami saat ini menetapkan strategi yang kami sebut sebagai Superregional Strategy. Jadi kami tidak melihat kontribusi negara per negara, melainkan kontribusi seluruh asia pasifik. Menurut saya hal ini lebih penting karena sebenarnya bisnis yang kami lakukan adalah konektivitas antarnegara itu sen

BNI Konvensional Terkoreksi, BNI Syariah Raih Pasar

JAKARTA: Mendekati 15 Juni 2012, yaitu masa efektif pembatasan rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan maksimal sebesar 70%-80%, PT Bank Negara Indonesia Tbk memprediksi penyaluran kredit pemilikan rumah dapat terkoreksi hingga 30%. Vice President Consumer and Retail Lending Bank Negara Indonesia (BNI) Indrastomo Nugroho mengungkapkan koreksi tersebut akan tampak dalam waktu 3 bulan--6 bulan, bahkan bisa mencapai tahun apabila kondisi pasar kurang baik. "Kalau lihat statistik kebanyakan yang booking kredit pemilikan rumah di BNI untuk ukuran 70 meter persegi ke atas. Artinya akan terkena peraturan baru. Selama ini uang muka 10%--20%, artinya LTV 80%--90%," ujarnya kepada Bisnis, 11 Juni 2012. Meski demikian dia menegaskan koreksi tersebut tidak akan mempengaruhi target tahunan perseroan. Adapun perseroan menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan perumahan 30% sepanjang tahun ini, atau menjadi Rp23,4 triliun dari Rp18 triliun pada akh

Soegija: repertoar kehilangan yang kurang mengenyangkan

Image
Dalam a lover's disclosure, Roland Barthes mengungkapkan ketidakhadiran adalah konsekuensi dari keberadaan liyan. Ketidakhadiran adalah penerapan aktif, pengadaan citra mengenai ruang kosong yang terus menerus, repertoar yang terus diulang mengenai ketidakhadiran itu sendiri. Saya pikir ini esensi Soegija, bukan soal sejarah, bukan perang kemerdekaan, bukan kisah cinta berbeda bangsa, bahkan bukan soal Romo Soegija itu sendiri, melainkan soal ketidakhadiran. Soegija adalah repertoar mengenai ketidakhadiran seseorang atau sesuatu. Ini soal Mariyem yang gelisah pada ketidakhadiran Maryono, juga kegelisahan Lingling pada absennya Mama. Soal Nobuzuki dan Robert yang rindu pada rumah, juga soal kehilangan Marwoto terhadap hidupnya yang hanya separuh. Belum lagi rasa kekosongan Romo Soegija pada kedamaian, dan kegelisahan Thole pada sapi-sapinya. Masih meminjam Barthes, perasaan kosong pada ketidakhadiran bisa saja dimanipulasi. Lingling memanipulasinya dengan kotak musik, sedangk

Kita yang Liyan

"Ih sayang, kamu mah idungnya pesek." "Lah, kamu juga. Ya uda berarti aku besok kalo mau punya anak mancung kudu dibuahi ama bule apa arab, dan semoga gen peseknya resisten ya. ahahha..." "Bule mah seneng kalo dapet kamu." "Kenapa emangnya?" "Soalnya kamu eksotis." ------- Beberapa tahun lalu, saat pertama mendengar kata eksotis, saya langsung mencari-cari artinya di KBBI. Kala itu saya temukan artinya: aneh, ganjil. Belakangan penggunaan kata eksotik lebih sering digunakan untuk mendeskripsikan kelompok ras tertentu yang berkulit cokelat dan dianggap menarik dalam ukuran tersendiri secara subjektif. Terdengar berkesan positif? Entahlah, tetap ada beberapa hal yang mengganggu. Kata eksotik merujuk pada sesuatu yang khas, ganjil, berbeda, hal-hal yang tidak biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari para pengguna bahasa asli, dalam hal ini ras kaukasoid yang berbahasa inggris. Artinya orang-orang eksotik yang dimaksu

Doa kesukaan

Banyak yang menyangka saya agnostik. Padahal sesungguhnya saya percaya keberadaan dzat adiluhung yang memiliki setiap roh di semesta raya ini. Saya percaya doa, bukan sebagai sarana meminta-minta, tetapi penyejuk hati, penenang diri, kontemplasi, komunikasi kita pada diri, pada dzat adiluhung itu sendiri. Malulah saya jika masih meminta-minta, toh sudah ditegaskan "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu berusaha mengubahnya." Itu janji yang saya percaya. Maka saat keadaan menjadi tidak benar, tak ada alasan untuk menyalahkan siapapun, atau apapun. Saat keadaan menjadi tidak benar, saya awali dengan berdoa, berkontemplasi, bertanya di mana kesalahan yang saya buat, lalu mengulang usaha dari awal lagi. Saya percaya kekuatan doa, sebagai mantra untuk meyakinkan diri, mengembangkan kekuatan-kekuatan kita. Maka bertahun saya menyimpan Al-Ma'tsurat* di dalam tas, saya bawa ke mana-mana. Ada satu doa favorit saya. Doa ini adalah permohonan untuk sesuatu y

impulsif di Ancol, berakhir di Sawarna

Image
Jumat itu pacar mendapat perintah mendadak untuk memotret boyband asal Korea Selatan yang akan tampil dalam beberapa kali pertunjukan. Masih berpakaian batik, sembari menggondol saya, dia bersegera meluncur ke Ancol. Jakarta menuju akhir pekan adalah kemacetan luar biasa. Ditambah kenorakan tersesat di tengah perumahan mewah, jelas kami terlambat. Pesan untuk memotret antrian ABG, menjadi perintah yang tak pernah terlaksanakan. Sesampainya di sana, jumlah calo sudah lebih banyak dari pada calon penonton yang berkeliaran. Sementara para ABG sudah jejingkrakan di dalam. Maka kami memutuskan melipir makan, dilanjut bertingkah seperti orang pacaran masa kini: jalan-jalan dan duduk-duduk di pantai Ancol. Iseng saya berkata: "Ayo ke mana kek! Sawarna apa mana gitu." Tanpa disangka gayung bersambut: "Ayo! ngambil barang dulu ga?" "Ga usah! AYO KITA BERANGKAT SEKARANG!" Maka perjalanan menuju Sawarna dimulai, tanpa bekal pengetahuan apapun kecuali seba