Dokter kencing berdiri, pasien kencing berlari
Terakhir saya mengecek status HIV sekitar 3 tahun lalu. Tiga kali saya melakukan tes HIV gratis di sebuah klinik yang digawangi oleh lembaga swadaya masyarakat tempat saya bekerja. Karena sudah lama tidak mengecek status HIV terbaru, pada tahun lalu saya berinisiatif untuk kembali mengecek. Kali ini saya mendatangi sebuah rumah sakit militer di bilangan Jakarta Pusat. Saya katakan kepada petugas di sana, saya ingin melakukan VCT (Voluntary Counseling and Test). VCT sebenarnya tidak melulu untuk mengetahui status HIV, tetapi seringkali digunakan untuk merujuk pada tes HIV. Suster tampak kebingungan.Wah, saya jadi canggung, suster ini bukankah seharusnya lebih mengerti istilah medis dari pada saya? Maka saya ulangi permintaan tersebut, kali ini saya katakan ingin tes HIV, alih-alih memberi formulir pendaftaran, suster malah serta merta memanggil dokter. Kembali saya katakan pada dokter bahwa saya ingin VCT. Tak disangka dokter malah balik bertanya: untuk apa? Loh, saya terdiam beb