Posts

Showing posts from November, 2011

Kematian yang dihembus angin jantan

Image
Ini adalah tipe pengalaman yang akan membuat seseorang--ketika sudah nenek-nenek, beruban dan tak mampu ke toko eceran dengan kemampuan sendiri untuk sekadar membeli seikat sayur bayam--merasa bahagia pernah menjadi mahasiswa bodoh. Kali pertama saya menuliskan pengalaman hampir mati, bahkan saya dan Johan Didik, aktor yang hampir mati bersama saya, tak pernah membicarakan kejadian ini. Kala itu kematian hanya berjarak 1 meter dari wajah kami, di antara aspal keras, moncong tronton dan ban-ban yang berlipat besarnya dari kepala manusia. Sekitar 6 tahun lalu, saya dan seorang taman pegiat Teater Gajah Mada, Johan Didik, berangkat dari gelanggang UGM sekitar pukul 5 sore. Berdua saja, terus menuju ke Timur. Dua orang teman pegiat unit Selam UGM sudah berangkat terlebih dahulu. Tujuan kami adalah Pantai Lempuyang yang berada di dalam kawasan konservasi alam, Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. saya dan Johan Didik dalam perjalanan pulang Perjalanan begitu panjang, sepanjang set

Pesan untuk udara

Ada masa-masa saat kau akan merindukan ayahmu, ibumu, atau kerabatmu yang sudah tiada. ada masa-masa yang dipenuhi harapan bahwa semuanya akan pudar saat terjaga. ada masa-masa hati menjadi terlalu dingin untuk kasih sayang dan cinta. ada masa-masa ingin bercumbu mesti tahu akan hampa dan tak berasa. Jika bulan semerah saga, dan matahari di ufuk utara, kau tak lagi tahu kita di mana. Hanya ada perigi berjeruji yang tak lagi bisa dilongok seberapa dalamnya. Hanya ada bacot suci serta rapalan serapah, pada malamku yang memindai lini-masamu Kotak hitam yang tak juga bersuara, tak jua bercahaya berharap suaramu yang keluar dari corong-corongnya berharap wajahmu yang muncul di antara bingkai hitamnya. Seperti saat pandora menemukan harapan dalam kotak kecil merah saga. Dan aku, terus mengirimkan pesan pesan dalam gelombang yang tak teraba gelombang yang tak perna kau rasa.