Tadi malam uwak datang dalam mimpi aku tahu itu cuma mimpi aku tahu uwak sudah mati seperti Papa dan Umi Uwak bergamis panjang dengan kerudung putih tiap kali berjalan, ia meninggalkan anak sungai aku cuma teringat: kalau sudah bangun nanti, aku harus memberi tahu sepupu soal mimpi ini Lalu aku berjalan menyusuri anak sungai tergesa ingin megabarkan isi mimpi karena lelah mimpi membangunkanku Loh, aku masih dalam mimpi Umalas, 4 Juni 2022
Lima tahun belakangan ini, ada dua fenomena yang paling membuka mata dunia: krisis iklim dan kebangkitan perempuan, termasuk anak dan remaja perempuan. Sayangnya, dalam kelindan dengan krisis iklim, perempuan dan anak-anak sering kali hanya dilihat sebagai kelompok rentan. Padahal, perempuan, termasuk remaja dan anak perempuan, bisa jadi adalah kunci solusi krisis iklim. Aktivisme & Ekofeminisme Di seluruh dunia, remaja perempuan tengah naik daun menjadi pemimpin berbagai gerakan, mulai dari Emma Gonzales yang memimpin March for Our Lives melawan rezim senjata paling berpengaruh di Amerika Serikat, hingga Greta Thurnberg yang mengajak jutaan pelajar membolos untuk iklim setiap Jumat, dan baru saja menjadi Time's Person of The Year. Meski nampak baru, kepemimpinan perempuan dalam menjaga alam, bukanlah hal baru. Pada 1981, Perdana Menteri India Indira Gandhi mendeklarasi moratorium industri kayu (logging) selama 15 tahun di Hutan Himalaya di wilayah Uttar Pradesh. Kebijakan
Ini bukan anak kucing yang kumaksud, tetapi mereka mirip. Gambar diambil dari sini Ada empat anak kucing baru di dekat tempat tinggalku. Sayang sekali tak sempat memotret mereka, kali lain akan kugambar berdasar ingatan sajalah. Empat anak kucing itu, mungkin baru satu bulan. Sedang suka berjalan ke sana kemari, melompat-lompat kecil, atau mengejar buntut induknya. Tidak seperti beberapa kucing lain yang kerap kutemui sebelumnya, anak-anak kucing ini adalah kucing kampung, sepertinya murni kucing kampung. Sementara beberapa kucing lain yang sering kulihat itu adalah semacam persilangan antara kucing berbulu panjang dengan kucing kampung. Salah satu anak kucing biasanya berlari masuk ke dalam pagar saat aku melintasi mereka, sedangkan yang lain memperhatikanku, atau mungkin dia memperhatikan tas besarku. Sementara anak kucing berwarna putih-kuning lain tidak mempedulikan keadaanku, dia tetap meloncati pagar bolak-balik. Adapun, anak kucing terakhir baru tadi kulihat keberada
sesuatu banget, karena warnanya bernuansa keunguan :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletewoww I like so much this painting, and the colours are so beautiful
ReplyDeletexoxo
www.mycherrygum.com