Hujan, biar hujan
hujan mengetuk jendela
dalam bahasa rahasia langit kepada tanah
yang kini basah
yang semula asam menjadi basa
dalam bicara genting pada tubir jendela
menghisap luka,
pada kisah-kisah yang dipaksa ada
entah di mana.
hujan bernyanyi sepi
seorang diri,
menari dalam sunyi dan pucat pasi
menunggui gentong pada sudut atap hingga dipenuhi keyakinan diri
hujan biar hujan
menindih dedaunan
menghujam kerikil di pinggir kolam
maka kurapikan rambutku sekali lagi
karena angin suka membelai wajahku berkali-kali
hingga hujan merasuki
rika.... ke kamar baruku yuk http://nekrofilia.wordpress.com/
ReplyDelete