Lahir dan
besar di Indonesia, tak ada satu hari pun terlewati dengan rasa nyaman
sepenuhnya saat berpergian. Mulai dari siul-siulan iseng dari tukang ojek,
kernet angkot yang berusaha meremas payudara, dokter gigi yang dengan sengaja
meletakan tangannya di payudara, sampai mantan pacar yang mencoba
memerkosa (dan teman-temannya diam saja).
Saking
terinjeksi sampai dalam mengenai betapa biasanya pelecehan seksual itu,
beberapa teman perempuan secara tidak sadar bersemu-semu saat sesungguhnya
sedang mengalami pelecehan seksual. Bahkan menimbulkan keirian pada level
tertentu.
“Ih, kok lo
marah-marah sih ada yang ngegodain? Lo tuh harusnya bersukur banyak yang
ngegodain, berarti lo menarik. Gue mau dong sekali-sekali disuit-suitin sama
cowok di jalan. Apalagi yang ganteng,” ujar seorang kawan usai saya menegur
seorang pria di pusat perbelanjaan.
Gawat sekali
memang kalau pelecehan seksual menjadi biasa, bahkan diidamkan sebagai
pembuktian bahwa seorang perempuan cukup menarik. Menyedihka…
Comments
Post a Comment