shit (always) happens
beberapa jam yang lalu saya bersemangat betul menulis untuk blog yang sudah saya penuhi dengan sampah-sampah labil saya sekitar 6 tahun belakangan.
ketika tulisan selesai dan akan publish... jeng jeng jeng... saya lupa password blog saya nan setia itu.
maka lahirlah blog ini.
pasalnya, saya ga cuma lupa password, tapi juga lupa betul imel yang saya gunakan untuk blog itu.
saya, dan manusia lain saya yakin, agaknya sudah mulai terlalu tergantung pada teknologi.
saya tak hapal nomor ibu, saya tak hapal nomor pacar, saya tak hapal nomor adik, tapi toh ada teknologi phonebook handphone yang dapat menyimpan ribuan nomor.
saya tak hapal hari ulang tahun teman-teman, tapi juga toh ada facebook yang mengingatkan.
bahkan saya selalu lupa minum obat, tetapi alarm dalam fitur calendar di handphone sudah menjadi asisten pribadi yang akan berteriak saat dibutuhkan.
maka kepintaran manusia itu akhirnya membodohi juga.
saya sekarang malas menghitung 20% dari Rp4,5 triliun menggunakan manual, alias coret-coretan. toh ada kalkulator yang lebih akurat. kalau mood sedang jelek, saya juga enggan mencatat perkataan orang yg sedang saya wawancara, toh ada benda kecil bernama recorder. nanti kalau mood bagus tinggal saya dengar ulang. pikir saya.
but shit is always happen.
tidak selamanya teknologi akan membantu bukan?
dan blog ini adalah saah satu bukti nyatanya.
maka, selamat datang di accidentally blog ini.
maaf kalo isinya melulu sampah ;)
ketika tulisan selesai dan akan publish... jeng jeng jeng... saya lupa password blog saya nan setia itu.
maka lahirlah blog ini.
pasalnya, saya ga cuma lupa password, tapi juga lupa betul imel yang saya gunakan untuk blog itu.
saya, dan manusia lain saya yakin, agaknya sudah mulai terlalu tergantung pada teknologi.
saya tak hapal nomor ibu, saya tak hapal nomor pacar, saya tak hapal nomor adik, tapi toh ada teknologi phonebook handphone yang dapat menyimpan ribuan nomor.
saya tak hapal hari ulang tahun teman-teman, tapi juga toh ada facebook yang mengingatkan.
bahkan saya selalu lupa minum obat, tetapi alarm dalam fitur calendar di handphone sudah menjadi asisten pribadi yang akan berteriak saat dibutuhkan.
maka kepintaran manusia itu akhirnya membodohi juga.
saya sekarang malas menghitung 20% dari Rp4,5 triliun menggunakan manual, alias coret-coretan. toh ada kalkulator yang lebih akurat. kalau mood sedang jelek, saya juga enggan mencatat perkataan orang yg sedang saya wawancara, toh ada benda kecil bernama recorder. nanti kalau mood bagus tinggal saya dengar ulang. pikir saya.
but shit is always happen.
tidak selamanya teknologi akan membantu bukan?
dan blog ini adalah saah satu bukti nyatanya.
maka, selamat datang di accidentally blog ini.
maaf kalo isinya melulu sampah ;)
hahahahaha.... akhirnya terpaksa ke blogspot juga ...
ReplyDelete