aku merindukanmu

Aku tidak lagi dapat mengingat bagaimana senyummu, bagaimana caramu tersenyum. Apakah tarikan tipis ke dua sisi, atau hanya sebuah garis di sisi kanan atau kiri wajahmu? Apakah menyeringai, atau malu-malu? Aku hanya ingat aku bersemu saat kau menyenyumiku.

Aku merindu mendengar celotehanmu, meski tak semua kuingat. Mungkin kita pernah berbicara mengenai politik, atau pantai mana yang belum kita kunjungi. Mengenai kesulitan mempelajari bahasa asing, atau bagaimana cara pandang kita tentang tuhan. Aku tak ingat satu-persatu, tapi aku tahu aku sangat bersemangat kala itu.

Aku merindumu di sisi ku. Pula tak kuingat bagaimana bau tubuhmu. Apakah parfummu seperti bau laut di pagi hari? Segar dan hangat. Ataukah seperti angin malam yang membelai dingin, hingga jarak kita pun kian menghilang.

Mungkin juga bau tubuhmu adalah bau laki-laki yang tinggal sendiri, bau keringat yang mengandung feromon, membuatku ingin membaui hingga pagi mengetuk jendela. Ah… aku lupa, kamarmu tak berjendela.

Aku merindu menulis tentang dirimu, hanya tidak tahu caranya.




Comments

Popular posts from this blog

Mimpi

Let’s talk about casual internalized racism in this island

Addressing Climate Crisis with Ummah